Senin, 27 April 2009

TERLAMBAT DAN SAAT YANG TEPAT

Pren, bagaimanakah membangun kembali sebuah reruntuhan yang sudah terlanjur porak poranda ? Katamu, bangun lagi semenjak pondasi. Dan tidak pernah ada kata terlambat. Setiap kebaikan, setiap usaha positif, setiap memperjuangkan sebuah kebenaran tidak mengenal kata terlambat. Kita harus menganggap bahwa ketika kita hendak merealisasikan sesuatu itulah saat yang tepat. Jadi pikiran terlambat hanyalah sebuah godaan agar kita tidak jadi-jadi meletakkan pondasi pertama dari sebuah bagunan yang akan kita dirikan.



Kupikir kamu betul, pren. Karena ternyata setelah berjalannya waktu, apa yang kita anggap telat itu menjadi suatu langkah pertama dari ribuan langkah berikutnya. Memang sering bisikan-bisikan itu mengajakku untuk berhenti dan bahkan kembali ke garis mula. Sering juga rayuan itu berupa keputusasaan dan memberikan cara pandang bahwa jalan berikutnya benar-benar telah buntu. Seolah-olah banyak yantg berteriak-teriak di telingaku bahwa jalan di depanku adalah kabut belaka yang berakhir dengan jurang menganga. Atau mereka memprovokasiku bahwa apa yang menjadi tujuanku adalah ibarat fatamorgana belaka.



Terasa berat bagiku, pren. Padahal membangun asa itu saja sudah sangat sulit bagiku. Baru selangkah saja, hantaman saran yang melemahkan dan menghancurkan bertubi-tubi di depanku. Belum lagi rasa malas dan keraguan yang tak pernah henti mengikuti langkahku. Mereka terus saja menggangguku hingga aku mengurungkan semua niat yang pernah kudirikan di dalam angan dan keyakinan.



Mau berlari saja rasanya, tapi ke mana langkah harus mengarah. Katamu, hanya ada satu cara untuk mengusir mereka. Lawan. Apapun caranya. Bagaimanapun jalannya. Jangan dulu mengeluh, jangan dulu mengatakan susah, jangan dulu membiarkan rasa putus asa menjalar, jangan biarkan jiwa malas menguasai, jangan biarkan keraguan menjadi penentu.


Tapi mungkinkah ? Why not. There's a will, there's a way. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu sendiri mengubahnya... Tuh dengar, kan. Intinya apa yang dirasa bisa dan mudah dijalankan, do it now ! Jika kesempatan lain datang, jangan dilepaskan. Coba jalani dua-duanya. Waktu masih banyak dan bakal bisa diatasi dengan segera. Dan satu lagi yang selalu kita lupakan. Selalu saja ini terlupa, bahwa ada kekuatan gaib yang maha menentukan. Doa. Tanpa itu, semua menjadi tanpa rasa tanpa jiwa. Apa yang sudah didapatkan bisa diibaratkan tanpa juga disertai cara bagaimana mempertahankannya. Apa yang sudah teraih akan cepat juga hilang musnah. Jadi doa ini bagian yang juga penting. Istilahnya satu paketlah dengan yang lain-lainnya. Dan doa ini sesuatu yang harus terus menerus, meskipun keberhasilan itu, katakanlah, sudah kita pegang.

Tidak ada komentar: