Senin, 20 April 2009

3 pengalaman d akhir pekan

sabtu, jam 5 lebih dikit
sehabis shalat shubuh biasanya yang saya meneruskannya dengan tidur lagi. padahal tidur udah lebih daari cukup, namun karena godaan selimut terlalu kuat maka terbanglah aku kembali ke alam mimpi. dan memang biasanya selalu mimpi meskipun tidur cuma kira-kira satu jam. tapi untuk hari sabtu ini sengaja saya gak tidur lagi sehabis shubuh. pakaian yang belum disetrika lumayan numpuk dikarenakan semenjak kemarin belum disetrika. jadilah pagi itu saya niatkan untuk menuntaskan tugas yang biasanya dikerkajan istri. istri sendiri sehabis shalat shubuh suka meneruskannya dengan tidur lagi. maklumlah, biasanya istri harus banyak bangun tengah malam bila anak bangun tiba-tiba karena ingin minum susu. dalam hal tidur lagi sehabis shubuh saya emang kompakan sama istri.

nah, kali ini ceritanya saya hendak menyetrika pakaian yang numpuk banyak. setrika listrik yang merupakan hadiah pernikahanpun saya siapkan. lantas kabel terminal juga saya siapkan. alas buat setrikaan yang biasanya digelar di lantai is ready to use. hmm, nyetel tv biar gak sepi dan gak ketinggalan informasi pagi. selalu begitu bila tidak tidur lagi, harus nonton tv. setrika saya nyalakan, tapi.... masya Allah dari ujung kabel terminal ada percikan api dan menyala membakar sedikit sarung. untunglah apinya kecil. buru-buru saya cabut colokan terminal dari tempat listrik. alhamdulillah, api gak jadi besar. cuma sarung dan 'jaddahh' (baca : sajadah, kata-kata paporit pui) bolong hitam sebesar rokok. bau kain terbakar terasa meski gak terlalu menyengat. agak kaget juga dengan kejadian ini. kok bisa ya? mungkin dulu-dulu waktu saya benerin kabel teminalnya gak pas dan agak terlipat jadi terjadi konslet.

saya masih bersyukur karena kejadian ini menimpa saya dan saya agak tenang dalam menghadapinya. coba kalau istri yang hendak menyetrika, biasanya dia kan panikan. setrikanya mah gak apa-apa. sementara kabel dan terimalnya saya amankan biar gak ada yang pakai. saya ingat, biasanya pui suka mainin kabel terminal ini dan dia suka iseng menarik-nariknya. bisa jadi karena itu kabelnya jadi konslet.

**

sabtu, jam 9 menuju jam 10-an
saya masih agak shock, ketika motor kulajukan menjauhi tempat itu. bermula dari tugas menyusur tk, maka saya belok kiri dan menyusuri jalan cileunyi kulon. jalanan agak menanjak. lirik kanan kiri siapa tahu ada tk. sebelah kiri ada sebuah tk, pikirku nanti saja. kuteruskan menjalankan motor, belok kiri. banyak orang nongkrong di dekat warung depan. kucuekkan mereka dan terus melajukan motor sampai di tempat yang agak ramai yang ternyata itu adalah sebuah sd. di jalan depan sekolah banyak orang jualan, ada makanan dan bnyak juga mainan. ada yang pakai meja sederhana dan tak sedikit yang ngampar begitu aja. aku berhenti sejenak dan kelihatannya jalan ke depan gak bagus karena curam dan hanya terdiri dari tanah merah bergerundul. jalan aspal sederhana cuma nyampe di depan sekolah itu. niatku mau balik aja karena mungkin jalannya juga mentok. namun gak susah karena sempit. aku mikir-mikir antara meneruskan dengan nekad atau balik lagi meski agak susah untuk membalikkan motor karena jalanan dipenuhi tukang jualan.

iseng, kutanya ke si emak penjual baso aci. "bu, ke payun aya jalan teu?" tanyaku. "aya, cep.. terus dan ka jalan ageung.. ka polda(?)" jawabnya acuh tak acuh. akhirnya kuputuskan menuruni jalan basah tanah merah tersebut di samping agak penasaran juga denga jawaban si emak-emak tadi. hati sudah was-was sebenarnya karena rada gak yakin. betul saja, baru tujuh meteran menuruni jalan terlihat di depan jalannya sudah gak meungkinkan karena hanya berupa kayak tangga aja. ya, tetean yang berupa tanah merah basah laleueur alias licin dan juga curam banget. motor udah mau jatuh aja. aku akhirnya berhenti karena tidak mungkin melanjutkan. sementara untuk balik lagi ke atas juga susah karena curam dan licin serta kondisi jalan yang gak rata. akhirnya stuck di tempat. bingung. gimana nih?

sementara itu banyak anak-anak yang pulang sekolah lewat sana memperhatikan. jadinya aku diriung mereka yang juga mungkin keheranan dengan nekadnya seorang aku. aku meminta mereka melanjutkan perjalanannya karena aku malu diriung-riung begitu. sebagian anak ada yang melongo bloon. aku senyum miris dengan kondisi yang tak terduga ini. untunglah seorang bapak penjual makanan turun tangan dan membantu aku mendorong motor naik ke atas. dengan susah payah aku berhasil mencapai atas lagi dan setelah berterima kasih kembali ke jalan besar. alhamdulillah untung aku gak nekad... bisa aja motor yang belum lunas ini hancur kalau diteruskan off road di jalan licin tadi.

***

sabtu, jam empatan

intinya aku disangka maling motor di kampusku sendiri sama satpam sok tahu....


19 april 2009

Tidak ada komentar: