Selasa, 28 April 2009

BERSAMA KITARO



Aku saat ini berteman kitaro, mengalunkan misteri hidup yang belum juga kupahami. Segala tanya, segala keraguan, segala keputusasaan, segala kesedihan, segala kekalutan, segala kemurungan, kujelajahi melalui sozo, melalui koi, dan juga reimei. Duhai, sang rendah hati apakah kau lantunkan mereka untukku, apakah aku pernah mengenalmu ?



Hanya kitaro, dan aku sudah dibawanya ke sebuah mata air jernih. Namun sepi, begitu sepi. Setengah menyeramkan. Tapi bukan seram semacam hantu atau bayangan-bayangan hitam. Ini seperti ketakutan karena kita disendirikan atau saat kita terasing. Ada juga sedikit rasa damai, rasa jiwa ingin lepas. Seperti dalam mimpi itu, saat kita melayang-layang dengan bebasnya dan sesekali terlintas takut jatuh, takut ketinggian.



Entahlah, apakah kau seperti aku saat ini. Merasakan kesunyian tapi tak ingin keluar rumah atau memanggil siapapun karena sudah telanjur akrab bersama sunyi ini. Dan tentu saja kitaro menyertaiku, meski tanpa rupa. Akupun tak peduli apa rupa kitaro. Toh, semua orang lebih mengenal suaranya ketimbang wajahnya. Aku hanya ingin bermanja-manja, dibuai-buai, hingga lupa akan sepi yang sesungguhnya. Meski mungkin semacam plastik atau kesemuan saja. Sementara ini kuyakini itulah kenyataan terbaik.

Tidak ada komentar: