Selasa, 28 April 2009

MEMBURU JURANG MELEPASKAN PUSING



Manusia itu makhluk yang tak pernah puas. Sudah mendapat satu ingin dua. Sudah dua ingin empat. Sudah empat ingin delapan. Sudah diberi lebih ingin yang lebih kuadrat. Begitulah seterusnya. Ibarat meminum air laut semakin diminum semakin ingin kiota minum. Dalam hal keduniaan memang banyak hal yang memerosokkan kita kepada jurang kehancuran. Banyak yang menipu dan menjebak. Apa yang tampak di mata selalu kelihatan indah.



Namun memang itulah salah satu sifat manusia yang tak bisa tidak pasti ada. Untunglah, hal tersebut tidak menimpa seluruh manusia. Ada manusia-manusia tertentu yang merasa cukup dengan apa yang ada. Dan ketika berpunya dia tidak terlalu bernafsu ingin menambahkan lagi kepunyaannya itu. Malahan apa yang dimiliki dibagikan kepada yang lain, agar miliknya itu tidak hanya dirasakan oleh diri sendiri atau keluarganya saja. Kalaupun kemudian dia ingin mendapatkan lagi, ini didorong agar bisa membagi ke lebih banyak orang lagi bukan untuk menumpuknya.



Manusia-manusia seperti inilah yang tidak akan pernah terputus rezekinya. Meskipun berkali-kali diberikan ke orang lain, aliran rezekinya terus saja ada. Dan dia juga akan merasakan rezekinya itu terus didapatkan meski tidak dirasakan dalam bentuk fisik. Apa yang diterimanya dianggapnya sebagai rezeki dari tuhannya, baik atau buruk enak atau tidak enak. Kalau sudah begini tidak ada lagi yang ditakutkan, tidak ada yang akan membuatnya gelisah dalam hidup.



Maka sungguh beruntung mereka yang merasa cukup dalam segala kondisi. Ketika dalam kesempitan dia bisa mencukupkan diri dan bersabar. Di saat berlebih dia bersyukur dan segera membagikannya kepada yang lain. Kelihatannya sukar bagi yang kurang memahami keyakinan. Tetapi bagi yang berkeyakinan tinggi kepada allah, hal tersebut sudah menjadi kebiasaan yang mengakar mengurat di dalam dirinya.

Tidak ada komentar: