Selasa, 28 April 2009

MURUNG SEPERTI THE CURE

Atau kalau di indonesia ada yang namanya pure saturday. Kata seorang teman, lagu-lagu mereka berdua meskipun penuh dengan beat-beat tetapi terasa murung. Seperti ada kesedihan yang dipendam meskipun teriakan robert smith (atau suar, kini vokalisnya diganti) terdengar bertenaga. Simak saja lagu-lagu semacam high, letter to elise, trust, in between atau kalau di ps ada bangku taman, kosong, coklat, pathetic waltz.



aku sering membayangkan lagu-lagu itu adalah sebuah gambaran senja yang meskipun terlukis indah tetapi kita semua tahu bahwa sebentar lagi malam akan menjemputnya. Keindahan yang semu karena hanya sekejap. Seperti halnya hidup di dunia ini yang tak begitu lama. Sebahagia apapun seseorang pasti ia mengetahui bahwa kebahagiaannya itu tidak akan abadi. Bahkan di dunia sendiri kebahagiaan itu akan berganti cepat dengan kedukaan atau rasa kecewa.



Memang ada beberapa lagu yang bisa mewakili perasaan hati, baik ketika senang atau sedih. Lagu-lagu the cure (dan ps) lebih dari sekedar mewakili bagiku. Meskipun gelombang emo dan band-band pop seperti raja menggempur, namun tc dan ps terus mengalir seperti air di dalam pertemananku dengan mereka dalam hal kesunyian dan kemurungan.



Sejujurnya dari segi lirik, aku kurang mengerti apa isinya. Kata seorang teman lirik mereka puitis seperti dalam lagu out of this world. Namun tak kuperhatikan banyak meskipun aku ingin menggali lebih dalam lagi. Bagiku musik yang dimainkan seperti menyihirku untuk menyimak sampai nada terakhir. Ketika fade out dan suara mengecil aku seperti menyesali kenapa lagu ini harus berakhir.



Betul, menurutku yang membuat aku menyukai lagunya adalah karena ada semacam hal yang menggantung yang belum selesai yang hendak disampaikan oleh pengarangnya. Kalau di dalam permainan cinta, ibarat ada permainan hati antara pecinta dan objek yang dicintainya. Di mana, si pecinta tak juga mengungkapkan seluruh perasaannya dan hanya berani memandang dari kejauhan, mengirimkan puisi diam-diam, dan menjadi pengagum rahasia yang sejati. Seperti itulah.



Ps memang tc. (kalo orang txtl pasti nyangka polyester dan tetoron cotton, bukan lagi...). Pengaruh tc terhadap ps lumayan besar. Seingatku, dulu ketika seattle sound merajai dan semua band indie mengambil pengaruhnya, ps lepas aja memainkan tc yang brit (sebagian mengatakan punk) yang sudah cukup lama itu. Album tc di sini mulai masuk tahun 1991-an. Saat itu friday i'm in love sukses berat dan lalu di jaman band cafe berjaya, lagu ini adalah lagu wajib untuk goyang (sampai-sampai nonwoven pun harus membawakannya).



Sudah tua banget, namun kemurungan tc masih sering bisa dinikmati. Dan murung itu nggak harus setiap hari atau setiap saat. Seperlunya saja bila inspirasi itu belum juga berkenan hadir di otakmu. Maka ketika boys don't cry atau mint car mulai terdengar, resapi saja hingga ke ulu hati. Tapi mint car yang menghentak itu mungkin bisa membawamu ke masa yang lebih mendalam lagi. 'Nineung' kalau basa sundanya mah. Inget kan di suatu ruang, di suatu tahun yang kita belum sempat memikirkan hari esok. Galore is the keyword or swing mood blues.



Dengarkan lagi ps atau tc lebih banyak, maka perasaan aku dan kamu akan lebih diaduknya. Mungkin kamu akan dibawanya ke sesosok teman yang tengah berada di negeri jauh. Dialah teman kita yang juga gila ps dan tc. Entah kapan dia pulang.



Karena itu segeralah kembali ke alam nyata, boleh memejam mata sejenak, merenungi perjalananmu tadi, dan jangan tahan bila ada darah atau udara yang naik ke atas ubun melewati kening. Jangan tahan bila ada tetes air mata ingin membuncah.



Lain kali, lain waktu...dengarlah lagi kemurungan tc dan ps.

...............

sekilas kenangan membawaku padamu

Tidak ada komentar: