Selasa, 12 Oktober 2010

wave

sometimes, love has to end
sometimes, love must resign

say goodbye to the road
say goodbye and days
say goodbye to the love
say goodbye and wave....

maybe, the world's like stop spinning
maybe, the rain's gonna falling

say goodbye to the love
say goodbye and wave
say goodbye to the love
say goodbye and wave

i can't believe it
i just don't know why

10.10.10.10.10
garut

Senin, 20 September 2010

derita jiwa


derita jiwa

*
aku hadir kini, menghadapi pagi
menatap sisa bintang malam tadi
berdegup dada mendengar nada
menjeritkan derita jiwa
hati merasa, batin bertanya
tentang takdirku sebagai manusia

sering kurasakan isyarat alam
namun tak kutahu apa maknanya
seakan berjalan, di dalam gelap
aku inginkan sinar lentera
untuk jalanku, untuk hidupku
agar jelaslah masa depanku

masa depanku masih kelabu
hari depanku, belum kutahu
bosan dan resah menghantuiku,
oh, oh, oh, menghantui hidupku

kembali ke *

***

saya selalu kangen dengan lagu-lagu seperti ini, baik dari segi tema yang diangkat maupun aransemen musiknya. di tengah serbuan lagu-lagu bertema seragam dari band pop yang setiap minggu berdatangan seperti jamur di musim hujan, lagu 'derita jiwa' yang dilantunkan ahmad albar ini seperti mewakili segenap rasa akan lirik yang berisi dan musik yang berkualitas.

saya pertama kali menemukannya di kaset 'art rock' semasa smp dengan hits 'syair kehidupan'. yang dijual memang ahmad albar yang sudah diakui keeksisannya. tetapi nama lain juga berkontribusi besar di album itu yakni ian antono dan areng widodo. kedua musisi itu menyumbangkan karya-karyanya di album yang memuat 'panggung sandiwara' versi ahmad albar. sementara itu, anak asuh ian antono lainnya, nicky astria, sepertinya mengisi bagian backing vocal di beberapa lagu.

'art rock' sebenarnya bisa dikatakan sebagai sebuah genre rock tersendiri. dan lagu-lagu di album ini bisa dikatakan bergenre 'art rock'. grup-grup luar semacam pink floyd, rush, dan yes, konon adalah biangnya art rock. namun menurut saya, art rock yang ditawarkan ian antono dan kawan-kawan termasuk sederhana. berbeda dengan band-band art rock masa itu yang lagunya panjang-panjang dengan penuh improvisasi terutama untuk instrumen keyboard, maka art rock versi ahmad albar ini termasuk sederhana dan ringan.

apapun namanya, keseluruhan lagu di kaset yang kini sudah langka ini enak didengar. hampir semua tema menyentuh sisi humanisme dan bersifat universal. hampir setiap komposisi lagu yang ada menawarkan perenungan yang mendalam. dan 'derita jiwa' adalah salah satunya. musiknya sendiri memang lebih mengarah ke rock 70-an ketika musik rock sedang berkembang dengan berbagai variasi genrenya. lagu-lagu yang ada di album ini 'disinyalir' telah berkumandang semenjak tahun 80-an ke bawah meskipun saat itu, kelas dua smp, tahun 90-an awal saya menikmatinya. lagu 'panggung sandiwara' sendiri setelah ditelusuri ternyata ada versi yang lebih jadulnya yang dinyanyikan oleh duo kribo di era 70-an. setelah itu ahmad albar dan nicky astria melantunkannya dengan gaya sendiri dan keduanya sukses sehingga versi siapapun yang menyanyikannya memiliki daya tarik dan kekuatan sendiri. mungkin memang lagunya sendiri sudah memiliki magnet bagi pendengarnya karena ternyata ketika almarhumah nike ardila menyanyikan kembali masih tetap nyaman di telinga kita. lirik panggung sandiwara yang di rangkai oleh penyair taufik ismail memang sudah kuat dengan makna-makna penuh filosofis.

makanya ketika akhirnya menemukan kaset ini dalam bentuk digital mp3 full album saya melonjak kegirangan. apalagi kaset yang dulu saya beli second di jaman smp itu telah raib entah ke mana setelah berpindah tangan dari satu teman ke teman lainnya. biasalah, tradisi jaman dulu di sekolah salah satunya dalah bertukar pinjam kaset. kalau dulu hanya mendengarkan lagu-lagunya sembari menghafal buat ulangan ekonomi besok hari lalu tertidur setelahnya, kini mendengarkannya sambil menulis sesuatu semacam resensi atau diari yang mungkin hanya bisa dipahami oleh diri sendiri. sesekali terhenti kalau di satu lagu menemukan sesuatu yang rasanya baru. kemudian kembali meneruskan memelototi layar monitor tanpa hirau bahwa tengah malam telah merangsek menjadi pagi. lalu, kalau tidak tidur dengan tergesa, keluar rumah menatap ke langit kalau-kalau masih ada sisa bintang malam tadi.

sementara itu saya masih tetap memimpikan akan ada musisi baru yang mengikuti jejak 'art rock' dan membuat lagu-lagu berkualitas dengan tema-tema yang lebih universal dan lirik yang tidak seadanya.



Rabu, 01 September 2010

fail, just fail

di perhentian ini. gagal. dan mencoba biasa saja tanpa merasa perlu menghibur diri dengan kata-kata peredam luka 'keberhasilan yang tertunda' atau semacamnya. hanya bisa memaksakan diri menikmati kegagalan ini dan kembali mendaki gunung, menyepi, menghindari tatap mata mempertanyakan. dan sebagian yang menertawakan.

dan masih juga bernafas lega karena telah tunai sebuah tugas. setelah sekian lama menyibak alang-alang, meneliti jejak, sengat panas matahari, melawan frustasi, dan mencoba bertahan dengan bekal dan air mineral yang tinggal seperempat sementara tujuan masih jauh di horizon. juga masih ada sedikit harga diri karena tidak sampai menyerah terlebih dahulu meski rupa-rupa goda dan rayu di telinga adalah balik kanan atau mengibarkan bendera putih. atau bunuh diri.

inilah saat yang tepat untuk menunduk ke bawah lebih dalam lagi. memperhatikan lebih seksama terhadap kerikil tajam dan duri yang menyilang jalan. juga menengok ke belakang. mengingat persimpangan terakhir yang dilalui. andaikan ada 'save as', tapi tak mungkin karena di dunia nyata hanya ada 'save' saja. lalu, bismillah, kembali melangkah dari titik persimpangan meski masih juga dipenuhi kekhawatiran. tapi tetap harus memilih satu jalan dan merasai segala kemungkinan.

lalu bersiap lagi dengan ketegangan dan rasa penasaran tentang apa yang akan ditemui selanjutnya. berdoa dalam harapan dan cemas sambil memperbarui nafas. tapi kini menggeserkan kakinya lebih berhati-hati dari sebelumnya. musuh dari dalam dan luar masih tetap mengikuti, mencari celah agar kita jatuh dan terpuruk lagi. karenanya terus saja berjalan dan abai semua bisikan yang akan membuat langkah tertahan.

hingga akhirnya tiba lagi di perhentian. mungkin berhasil. mungkin gagal. kalaupun gagal lagi, itu hanyalah gagal. just fail.again.

Senin, 23 Agustus 2010

bulan puasa 80-an (di garut, di pasundan), 3

belajar puasa semenjak sekolah di tk. bahkan sebelum sekolah juga sudah diperkenalkan dengan momen puasa. bapak dan ibu membangunkan saya yang belum lima tahun untuk ikutan sahur. didudukkannya saya di atas meja makan. mata masih mengantuk berat tapi ibu menyuapi saya makanan antara ingatan yang jelas dan samar-samar.

tapi benar-benar mulai puasa ketika tk itu. hebatnya, hanya batal satu hari. entah karena kuat atau memang orang tua dan lingkungan mengkondidikan demikian. bulan puasa yang sebulan itu diisi dengan kegitan yang terasa sama sekali baru karena otak saya mulai bisa menangkap makna ramadhan meskipun keriaannya saja. nawaitu sauma godin dan alohumma lakasumtu sudah hapal di luar kepala meskipun baca qur'an masih terbata-bata. semenjak shubuh hinggga magrib bisa dilewati dengan sukses tanpa makan minum.

sesekali menangis kalau digoda sepupu.

"kalau nangis puasanya batal ...", kata mereka yang usianya sebenarnya tak terpaut jauh. makanya nangisnya cuma sebentar meskipun masih diliputi tanya apakah memang benar nangis membatalkan puasa. akhirnya waktu itu saya mendapat jawaban sederhana yakni bahwa dengan menangis akan mengeluarkan air mata yang kalau kena bibir akan terasa asinnya. jadilah puasanya batal.

bulan puasa juga ditandai dengan lengangnya jalanan depan rumah di siang hari. tukang-tukang jualan makanan sebangsa mang pe'i atau mang ijun menghilang entah ke mana. begitu pula mang aman tukang bubur ayam yang biasanya setiap pagi nongkrong di depan warung bi atih.

nuansanya memang jadi berbeda dengan bulan-bulan lainnya. apalagi sekolah memang diliburkan sebulan penuh. praktis waktu banyak luangnya. untunglah paman kami membuka taman bacaan sehingga kami lebih banyak menghabiskan waktu dengan membaca komik-komik di taman bacaan tersebut emskipun sebenarnya hanya melihat gambarnya saja. dari segunung komik yang ada di sna maka komik hero semacam godam, gundala, dan labah-labah merah adalah menu wajib yang tak bosan diulang-ulang.

***

malamnya, seperti biasa sholat taraweh berjamaah di aula gedung pgri. oh, ya di bulan ramadhan ini acara ngaji yang biasa dilaksanakan setiap habis magrib di rumah mang ojo cakrabuana ditiadakan. katanya selama bulan ramadhan diliburkan. gantinya memang pesantren kilat itu. namund emikian panitia mengaji di mang ojo dan panitia pesantren kilat berbeda. jadi kalau mau pesantren kilat boleh, tidakpun tidak apa-apa. dan saya memilih ikut pesantren kilat karena semua sepupu ikutan pula.

awalnya saya rada heran dengan pelaksanaan shalat taraweh ini karena rakaatnya panjang sekali.

"masih lama ya pa..?", tanya saya yang shalat di dekat bapak.

"sebentar lagi...!"

maka saya berdiri lagi setelah imam mengucakan salam. bapak sengaja mengajak sya shalat di dekatnya agar saya tidak ikut-ikutan anak lain yang shalatnya sambil main-main. kadang saya melirik ke belakang karena tergoda keasyikan anak-anak yang ngoceh dan bercanda melulu di sana.

teman saya, yopi, dan ganknya dari gang rajawali tak henti-hentinya bergurau. dorong sana dorong sini. mereka sebenarnya bukan orang pasundan. tapi gank rajawali cukup dekat juga ke aula pgri. padahal di rajawali ada masjid juga yang representatif. tapi rupanya mereka lebih senang taraweh di sini.

kalau menjelang rakaat terakhir, mereka buru-buru ikutan sholat lagi lebih khusyu dari mereka yang sholatnya serius. saya tahu, itu agar tidak kena damprat bapak-bapak atau aa-aa yang tadi mereka ganggu dengan keributan dan bercandaan. apalagi kalau sudah tahiyat akhir, suasana hening mereka ciptakan. saat salam sudah diucapkan imam dan bapak-bapak yang ada di dekat mereka melotot, mereka saling tuduh.

"kamu, ribut melulu...!"

"iya, ade nih..."

"nggak saya mah... tuh, si yayan....!"

begitulah. saat imam memulai shalat lagi, kembali mereka bercanda-canda. atau kalaupun tidak, shalatnya sambil duduk. saya yang berdiri pegal iri ingin ikut gaya shalat duduk itu. he he, padahal itu kan shalat khusus bagi mereka yang sakit atau tak kuat berdiri. tapi sepertinya enak sekali shalat sambil duduk.

untunglah, shalat taraweh berakhir juga malam itu. kalau dijalani sebelas rokaat memang tidak terasa apa-apa. apalagi kalau benar-benar khusyu, ikhlas, dan merasa nikmat melaksanakannya. tapi bagi anak-anak mungkin shalat taraweh lebih dinikmati ngumpul bareng temannya dan main-mainnya. ya, namanya juga anak-anak. tapi alangkah bagusnya kalau semenjak anak-anak itu mereka diperkenalkan lebih dahulu. para orang tua ada bagusnya mendampingi mereka agar tidak terlalu mengganggu orang yang memang berniat shalat.

"kalau mau bermain, gak usah shalat sekalian..!", kerap sekali orang yang terganggu shalatnya tak bisa menahan sabar. imam juga bukan sekali dua kali mengingatkan. tapi sekali lagi, anak-anak memang memandang shalat taraweh dengan cara yang berbeda. begitu sepertinya yang ada di benak yopi and the gank of rajawali.

ketika shalat beres dan waktunya pulang, maka jangan heran kalau sendal kita bertualang ke mana-mana. belum dikenal beberes sendal secara aa gym dan dt-nya waktu itu. menyimpan sendal sekenanya saja, berserakan di mana-mana. apalagi suasana luar cuma remang atau gelap sama sekali. bahkan tak jarang yang sandal jepitnya hilang atau tertukar. hampir tiap hari ada bapak-bapak yang pulangnya nyeker. saya sendiri pernah mengalami sekali peristiwa.

"sendalnya pake plastik, bawa ke dalam, agar tidak hilang lagi...", saran ibu saya. maka besok-besoknya hampir tiap orang yang shalat bawa keresek dan meletakkan sendalnya di belakang dengan keresek itu.

dan seperti lazimnya jaman sekarang, dulupun orang taraweh hanya rame awal-awalnya saja. pas lilikuran aula pgri kembali menjadi meluas karena orang-orang sudah jarang taraweh lagi. kamipun kadang tidak taraweh berjamaah. saya sering juga taraweh berdua dengan ayah di rumah. meskipun jumlah rakaatnya sama tapi taraweh di rumah lebih cepat karena selain bacaannya pendek-pendek juga tidak diselingi oleh ceramah kultum yang meski namanya kultum sering lebih dari tujuh menit.

bahkan di kali lain sering juga saya tidak taraweh sama sekali, hanya melaksanakan shalat isya saja, baik ketika di rumah ataupun di masjid. tidak apa-apa, kata saya. teman-teman saya saja banyak yang tidak taraweh. apalagi bapak juga tidak terlalu mempermasalahkannya saat itu. yang penting puasanya tidak batal.

sejak tk saya diajarkan berpuasa. hanya batal sekali waktu itu. kelas satu sd juga kalau tidak salah batal sekali. namun semenjak kelas dua hingga sekarang tak pernah batal sama sekali. alhamdulillah, puasa ramadhan telah menjadi darah daging yang mengalir dalam tubuh. alhamdulillah orang tua kami mengajarkan puasa semenjak dini meskipun saat itu hanya 'ibadah kasarnya' saja yang diajarkan. dan kini saatnya kami mencari sendiri makna yang lebih dalam dari sekedar menahan makan dan minum saja. dan masih terus mencari hingga kini. belajar dan terus belajar.

***

Kamis, 22 Juli 2010

sorry* : in harmonia progresio

biasanya cukup dengan 'sorry' saja maka langit kembali biru dan terang. akal yang tadi tertutup prasangka menjadi terbuka lagi. gelombang dendam yang simultan mengoyak hati perlahan tenang seperti tak pernah terjadi badai sedahsyat tsunami sebelumnya. rekaman perdebatan yang tak berujung pangkal dan cenderung ingin saling mengalahkan terhapus oleh perasaan ikhlas saling memaafkan. lalu seperti mendadak diserang amnesia, semua permasalahan dilupa begitu saja.

tapi itu dulu. dulu sekali sebelum matahari terasa panas menyakitkan. ketika udara malam masih setia dengan dinginnya tapi tidak lagi menyejukkan. saat hujan yang turun malah menyuburkan sakit hati dan benci. dan diam-diam kita saling mencari kelemahan. diam-diam kita ingin dari belakang menikam. diam-diam kita siap menarik picu pistol tepat menembus dada, mengoyak jantung.
black !

tiba-tiba senyummu berubah tawa ejek, menertawakan ketololan yang entah siapa memulainya. 'sorry' tak lagi cukup ketika luka itu terus diperam. dipendam di lubuk dalam hingga membuncah. seperti bom waktu yang bisa meledak tak terduga. menghancurkan diri dan sekitar. hingga cerita tak lagi bersisa. hanya puing-puing yang meninggalkan pedih. dan luka yang makin menganga menjadi borok, menjadi penyakit.

'Sekarang kita bukanlah sahabat bagiku
Sekarang kita berdua telah jadi musuh
Kata sayang sepertinya juga telah hilang
Mereka pergi angkat kaki jauh dari sini'

karena itu lupakanlah saling menanyakan kabar. lupakanlah pernah menyimpan janji. entah masih bermaknakah doa-doa yang pernah saling terkirim. hapus saja dari ingatan bahwa dulu pernah bersama menempuh pencarian panjang, berlarian sepanjang lorong untuk sebuah mimpi. kini saatnya mengubur segala kebersamaan dan sumpah yang telah kita khianati. biarlah itu menjadi omong kosong yang menunjukkan siapa sesungguhnya kita.

hidup itu memilih dan inilah pilihan kita yang tak bisa menyiasati perbedaan. pilihan kita yang merasa bahwa ego dan arogansi intelektual kitalah yang lebih penting. anggap saja petualangan kita di masa lalu menembus hari ini adalah kesalahan terbesar. sesuatu yang paling buruk dalam riwayat hidup kita. atau jalan terbaik yang membuka kedok kebusukan masing-masing.

'Sorry, kita tak sejalan
Sepertinya kita tak sepaham
Sorry, sorry…..'

ketika aku memilih timur dan kau ke barat. ketika aku ke kiri dan kau ke kanan. ketika kalimat tak lagi satu. ketika kata telah berubah makna. ketika berpisah adalah cara terakhir yang paling jitu sekaligus bodoh. semoga saja kita tidak menyesal. sorry !


(*diinspirasi dari sorry, sebuah emo melodic punk by netral )


****

'Sekarang aku berkawan dengan kesepian
Sekarang kita berdua sependeritaan
Belajar mengenal cinta Arti kata sayang
Semoga esok lebih baik dari hari ini'