Kamis, 19 Februari 2009

PHK


...

dia menatap gedung bekas kantor bekerjanya untuk terakhir kalinya. selamat tinggal semuanya. pastilah ini sudah merupakan takdirnya, katanya dalam hati. dipecat dari pekerjaan untuk pertama kali dalam hidupnya. dia tidak kaget siang tadi ketika kepala personalia memberikan surat pemutusan hubungan kerja kepadanya. sebelumnya dia sudah merasa ada yang tidak beres dengan sikap kepala personalia padanya. kemudian di dalam meeting pagi, dia juga merasa atasannya tidak mempedulikan laporan pekerjaanya.

sore itu dia tidak pulang bareng- bareng dengan rekan kerjanya seperti biasa. dia terburu-buru meninggalkan gedung yang sudah dua tahun ini dikenalnya. biarlah saya ingin sendiri dulu, katanya dalam hati. selain atasannya dan kepala personalia, belum satu rekan kerjapun yang mengetahui kejadian ini. sebetulnya jatah bekerjanya sampai akhir bulan ini, tapi dia memutuskan mulai besok dia tidak akan datang lagi ke tempat ini. buat apa, tidak ada artinya sama sekali. paling-paling dikurangi uang makannya di dalam gaji bulan terakhir ini.

dia berjalan saja semakin meninggalkan tempat itu. matahari sore semakin condong ke barat, meninggalkan garis-garis jelas cahaya di langit biru. hatinyapun biru saat itu, meski bibirnya mengumbarkan senyum. saya harus tabah, pasti Tuhan telah menyediakan tempat lain yang lebih baik dari ini. pastilah di suatu pekerjaan lain saya akan mendapatkan kepuasan yang sesungguhnya dalam bekerja. karena doa itulah yang kerap didengungkannya setiap habis shalat.

Tidak ada komentar: