Senin, 09 Maret 2009

GITAR LISTRIK

Gitar listrik itu warnanya biru dongker. Tersimpan rapi di softcasenya. Berdiri miring di sudut kamarku. Lama tidak kumainkan secara plug ke ampli. Sesekali saja kugenjreng sekedarnya supaya tidak karatan.

Gitar listrikku adalah perjalanan bermusikku di masa lampau. Di masa jayaku sebagai gitaris asal dari kafe-ke kafe kecil. Lalu waktu berbicara lain, aku bekerja, dan menikah. Dan kini punya anak satu. Secara gitar mau dijual saja sebagai modal kerja. Namun entah mengapa ketika mau ada yang beli, dia gak jadi. Akhirnya gitarku kesepian lagi di pojok kamar.

Gitar listrikku kubeli di uber tahun 99 an. Bersama jojo, waktu itu. Magrib-magrib yang basah, dari gang ke gang. Dan uang 750 ribu pinjam sana-sinipun amblas. Kemudian gitar listrikku menemaniku dari panggung ke panggung. Rasa percaya diriku meningkat seiring kreativitas bermusikku yang lumayan tinggi. Dengannya aku menciptakan berbagai lagu. Tentu saja gitar bolongkupun berperan serta.

Bagiku, dia harta tak ternilai ( atau tak bernilai?). makanya, tatkala terpikir untuk menjualnya, ada sedikit ragu terbersit. Alhamdulillah, gitar itu belum terjual. At least, aku punya warisan buat anakku nanti, selain buku-buku yang jumlahnya gak seberapa. Yap, itulah alasan lainnya kenapa gita listrik itu masih betah di kamarku. Dari bandung, bertualang, ke garut nangkring di pojokan, rusak di sana-sini, dibenerin, dicobain, dibawa lagi ke bandung buat dijual, dan gak laku-laku karena masih mikir-mikir jual jangan ya. Itulah gitar listrikku.

Kalo boleh jujur sih, sebenarnya aku gak cukup lama dengannya bertualang. Tapi rasa cinta tidak selamanya diukur waktu kan. Gak selamanya kisah cinta terjadi berdasarkan witing tresno jalaran suko kulino. Banyak juga love at first or second sight. Maybe this is the one.

Dan sepertinya aku bersama gitar listrikku akan bertualang lagi di musik. Ya, setelah aku kontak orang-orang lama dan nawarin proposal ngeband via sms dan direspon ok. Padahal iseng aja. Entahlah, jalan mana yang natinya harus dilalui. Yang pasti aku gak boleh egois, keluargaku di atas segalanya. Semoga saja.

Tidak ada komentar: