Selasa, 04 Agustus 2009

pintu 6, sejenak bersama ijo dan 'blazer' bag. 2




ternyata dalam dunia ini banyak hal yang menyenangkan kalau kita bisa menikmati dan mensyukurinya. bener juga apa kata orang-orang, yang terpenting dari semuanya adalah bagaimana cara pandang kita terhadap sesuatu. mau bagus atau buruk tergantung kita menilainya.

seperti siang itu, ketika aku dan blazer bernapak tilas. kupikir ngeband aja yang asyik. napak tilas juga bikin hati riang gembira. aku yang paling pendek harus menerima jadi buntut di rombongan 'ngabaduy' kami. ijo paling depan, kedua opik, disusul ugun dan ombi. kami masing-masing menyandang ransel yang biasa dipakai sekolah di punggung. kesampaian juga ikutan lomba napak tilas hari jadi polres.

" samakan langkah...samakan langkah... !" begitu ijo ngasih komando. ijo emang didaulat jadi pimpinan blazer the napak tilas team adventure. ya, karena pengalamannya yang seabreg di bidang petualangan sub bidang jalan kaki, maka ia berhak menyuruh-nyuruh kami. di samping ijo juga sebagai pelopor kegiatan ini yang katanya ketika, " jangan salah, kita ini mewakili sekolah...!" kami cuma mengangguk-angguk saja. ijo semakin semangat mengompori, " nanti kalau menang... kan ada hadiah tropy tuh, kita serahin ke sekolah..!" kembali anak-anak yang saat itu sedang ngumpul di basecamp pasundan cuma bisa mengangguk campur kagum pada ijo yang kemudian menambahkan, " yah, itung-itung mengharumkan nama sekolah,... kalau saya mah sering lewat pramuka..." ujarnya enteng. "...kalian kan belum pernah?" anak-anak akhirnya pada bete disindir gitu. tapi gak lama juga, pada menyadari 'kali.

sebenarnya nggak juga kalau dibilang yang lain tidak pernah mengharumkan atau setidaknya membawa nama sekolah di ajang luar sekolah. opik dan ombi juga sering bawa-bawa nama sekolah di paskibranya. sementara aku sama ugun lewat kegiatan basket yang sering diadakan perbasi lokal meskipun di tim smpn 1 C dan jarang menang karena di babak-babak penyisihan sudah tersingkir. dan kini atas nama sekolah 'dengan biaya pribadi' kami mencoba mengharumkan nama baik sekolah lagi. yap, meskipun nama timnya blazer tapi alamat yang kami gunakan adalah sekolah kami.

"Jo,...jangan kecepetan, kasihan yang dibelakang ketinggalan !" opik usul karena dirasa kecepatan langkah kaki ijo di atas kewajaran yang diperbolehkan. maklumlah, ijo kan kakinya 'congcorang' jadi langkahnya lebar-lebar. ijo mafhum dan sedikit memperlambat gerak kaki. alhamdulillah, ujarku dalam hati. aku dan ombi agak ketinggalan.

selain tim blazer, ternyata cukup banyak yang mengikuti lomba napak tilas ini. pasti bukan karena tropynya yang diincar. mungkin mereka mempunyai motivasi yang sama dengan kami. ingin menang agar dapat uang. he he sebuah motivasi yang klise. aku juga, jujur aja ingin uangnya. aku berencana membeli gitar akustik jikalau uang kemenangan yang disediakan panitia itu kami dapatkan dan dibagi-bagi antara kami. yang lainnya juga sama, opik malah berencana mau beli mini compo buat ngulik suara drum sebuah lagu. tahu gitu, aku yang juga belum punya mini compo sendiri mau juga beli kayak opik di samping beli gitar. eh, cukup nggak ya?

pagi tadi sekira jam delapanan start perlombaan dimulai di depan kantor polres yang juga depan alun-alun. sebuah pusat kota dan cukup netral bagi semua peserta yang berasal dari semua kalangan dan semua kecamatan di kotaku. ada yang mewakili suatu instansi, sekolah, atau juga perorangan. semua peserta kelihatan bersemangat. pagi kotaku yang terbiasa dingin hari itu menjadi hangat dikarenakan senyum peserta lomba. katanya jumlah peserta hingga kurleb 500 tim. blazer aja kebagian nomor dada 273 yang dipasang dengan paksa di dadaku. kalau dipukul rata setiap peserta 5 orang maka orang-orang yang ikutan acara ini hampir dua ribuan. pantes aja alun-alun sesak.

dengan 'dor ! ke uadara oleh ketua panitia. maka lomba dimulai. pada awal-awal semua bener-bener rapi dan semangat tinggi. belok ke jalan pramuka masih tetap barisan yang teratur di hingga kerkof-merdeka belok kanan peserta masih lumayan teratur. jalan merdeka terus hingga ujung depan stm. nah, dari sana mulai tuh para peserta jadi gak teratur. udah jadi kayak jalan santai saja. bahkan ada yang mampir ke warung segala. padahal belum setengah jalan, seperempat aja juga belum. tapi namanya juga fun dan di aturan gak ada larangan, ya boleh-boleh saja.

namun tidak bagi blazer yang beridealis tinggi. kita mesti kompak meski tadi di warung yang kita lewati gehunya kelihatan masih hangat dan cabe rawitnya hijau-hijau seger kelihatan enak bila dimakan bareng bala-bala. duh, pasti enak tuh. apalagi minumnya air teh hangat ala kampung yang pahit nikmat. ih, jadi pingin.

"nih, yan...!" tanpa menoleh ke belakang ombi menyerahkan kempis (tahu kan kempis?) berisi air teh milik ijo. wah kok tahu ya saya ingin teh. ternyata tuh air udah tinggal setengahnya karena pemimpin dulu yang minum, terus opik, ugun, ombi dan aku sang buntut di bagian akhir. he he pemimpin yang bijak walaupun aturannya dirasa terlalu mengada-ada. kata ijo kalau ingin menang harus disiplin. napak tilas, katanya, yang dinilai adalah ketepatan waktu dan kekompakan tim. jadi, tambahnya, langkah harus seragam. minum satu minum semua. berhenti satu berhenti semua. kalau di depan panitia penilai jangan kelihatan loyo. pokoknya aturan tim yang dibuat ijo lumayan banyak deh. kayaknya lebih banyak daripada aturan sekolah. tapi kita cuek aja, toh aturan kalau gak cocok bisa dilanggar.

ketika memasuki daerah perkampungan, di sepanjang jalan yang dilalui peserta banyak berjejer gelas-gelas dan teko berisi air yang disediakan oleh penduduk khusus buat peserta kadang-kadang ada juga yang makanan ringan berupa rebus-rebus umbi. nah, yang kayak gini pasti udah amblas duluan ke perut para peserta terdahulu. alhamdulillah, air juga udah untung.

"berhenti dulu.... !" teriak ijo di depan rumah penduduk. "alhamdulillah", kata yang lainnya serempak. soalnya dari tadi sepertinya tim blazer lah yang belum berhenti-berhenti. dan kita udah menyalip puluhan peserta. blazer yang startnya di kelompok tengah kini ikut kelompok peserta awal.
"boleh duduk-duduk, jo !" ombi yang kelihatan lelah banget nanya.
" nggak boleh.... nanti keram !" sahut ijo. " mana kempis ?" tanyanya.
" ini..." aku menyerahkan kempis yang udah kosong melompong.
ijo menerimanya dan mulai mengisi kempis dengan air teko yang ada di meja dekat situ. sementara yang lain bergantian minum dari gelas yang disediakan penduduk.
" haus, cep...?" seorang penduduk nenek-nek nanya ke anak-anak
" iya bu....!" jawab anak-anak kompak sembari senyum.

sekali lagi, napak tilas ini meskipun bikin tubuh cape tapi asyiknya lebih banyak lagi. banyak pelajaran berharga selain tubuh kita jadi sehat (asal jangan tiap hari aja, ya ). mengenal alam salah satunya. kapan lagi kita bisa 'tisukruk tidukduk' ke tengah perkampungan dan merasakan angin pegunungan, hijaunya sawah, kicauan burung liar dan lainnya. juga silaturahmi dengan penduduk sekitar meskipun hanya lewat senyum, kata'pararunten, yeuh...' dan seteko air cuma-cuma sepanjang perjalanan. sementara sorot mata penuh keikhlasan dan kebahagiaan para pendudukpun seakan membasuh peluh para peserta yang bermandikan keringat (maaf, kalau di bagian ini saya berceritanya gak serius. tapi bener pisan ini nyata dan pernah ada). kalau sekarang kan di antara kita kebanyakan sorot mata curiga, senyum penuh tanda tanya dan juga ketidakpedulian. amit-amit, mudah-mudahan yang gitu teh gak banyak dan cepat punah tanpa meninggalkan fosil.

"siap-siap...blazer ! blazer ! blazer !!" seru ijo dengan yel-yelnya. blazer kembali ke barisan. memeriksa kalau-kalau ada yang ketinggalan. tak lupa pamitan pada penduduk yang kalau ada 'orang kota' selalu aja seperti ada 'sirkus' . maksudnya meni melihat dengan tatapan yang serba ingin tahu. setelah 'bermangga-mangga' sama mereka. blazer melaju lagi. agak nyantai sekarang mah. anak-anak berharap semoga ijo melupakan aturan yang dibuatnya. sementara ijo juga udah sebenarnya udah cape, tapi sebagai pemimpin dia gak boleh memperlihatkannya di depan anak buahnya.
" ada yang ketinggalan ?" dari depan suara ijo kembali menyeru dan nanya.
" ada !!! " opik yang menyahut tak kalah dari teriakan ijo.
" apa ? " tanya ijo lagi sambil agak memperlambat langkah
" kentut !!" sahut opik. anak-anak pada ketawa. ya, daripada stress dan untuk menghilangkan cape serta kaki yang udah mulai pegel. he he, opik tadi emang sempet kentut dua kali. yang pertama suaranya agak keras sementara yang kedua cuma 'pess' aja. lalu seperti biasa lempar batu sembunyi tangan, 'siapa yang kentut?. kamu ya?...kamu ya...? lantas dia 'tat tit tut daun sampeu....' sendirian.

***

memasuki darah cipanas. " blazer, masih kuat ?!!" sebuah suara yang kami kenal mengagetkan. kami mencari sumber suara dari kap sebuah mobil jip. yoga sedang melambai-lambaikan tangannya. "ga... lagi ngapain...?" seru anak-anak.
" sama bapakku...meninjau !" teriak yoga.
" ada makanan...?" ombi teriak juga. makanan yang dibawa masing-masing emang sudah habis. tadi semua berbekal roti dan kompakan makan bubur ayam yang di depan sekolah sebelum berangkat.yoga ikut bapaknya yang anggota orari daerah. semacam rekanan panitia gitu. di daerah cipanas memang salah satu posko panitia berada. jadi banyak panitia berkerumun di situ. blazer yang tadinya berencana rapi di depan panitia jadi rada kacau beliau karena konsentrasinya buyar. di kegiatan kayak ginian, kalau ketemu teman seperti ketemu siapa gitu. padahal setiap hari juga ketemu di kelas. mungkin dari faktor psikologis kita saat itu sedang tertekan akibat kelelahan. atau gak tahu juga deh.

daerah cipanas mengisyaratkan bahwa kita udah menempuh dua pertiga perjalanan. lumayan juga, pegelnya makin terasa. selanjutnya adalah menuju garis finish yang perjalanannya tidak banyak ke perkampungan. udah mulai ke jalan besar lagi. harus hati-hati karena banyak pemilik kendaraan yang kadang merasa jalanan adalah miliknya sendiri dan yang lain cuma ngontrak. he he he..kayak filosofi orang pacaran aja, ya.

tapi meskipun di jalan besar masih juga banyak penduduk yang semangat menyediakan air bagi para peserta. oh, andaikan tiap hari para penduduk menyediakan air minum dan makanan bagi para pejalan betapa indahnya dunia. kita takkan pernah takut pergi sejauh manapun. padahal memberi makan pejalan pahalanya gede, tapi kenapa sekarang ini susah sekali mencari hal-hal kayak gini. mungkin karena tadi, individualisme mulai merasuki sebagian masyarakat kita.

untunglah aku masih melihat hal yang patut dicontoh di daerahku berkaitan dengan keikhlasan memberi ini. di depan sebuah gang selalu tersedia gelas dan teko berisi minuman buat pejalan dan mang-mang becak yang mangkal di sana. juga di sebuah warung kecil. alhamdulillah, orang masih ada yang tidak menilai segalanya dari uang dan uang. bahkan seorang ibu di sebuah rumah di daerahkui menyediakan air minum dalam teko yang secara rutin diminum oleh seorang gak waras alias orang gila yang sering lewat di daerahku. (orang gila yang dimaksud adalahbaw baw.... gilang pasti masih ingat orang gila yang satu ini ini. dan kalau ingin tahu lebih banyak saya ppernah cerita panjang lebar tinggi tentang dia di situs web senjaklasik blogspot bab 'baw baw and the ninja'). memang sih jadinya gak ada berani yang minum dari teko si ibu itu karona faktor jijik. tapi that's not the point. the point is sharing and giving, mengertos ?

matahari udah hampir tinggi. udarapun udah panas. sinar matahari membakar rombongan blazer dan peserta lainnya yang kayaknya di spertiga terakhir ini udah mulai main sendiri-sendiri. nggak kayak di awal-awal masih bisa saling say hello dengan peserta lainnya. jarak antar peserta cukup jauh. seperti halnya lomba-lomba lainnya. para peserta yang ketinggalan banyak yang tidak meneruskan lomba dengan berbagai alasan. ada yang kecapaian, yang emang malas, bahkan ada yang ikutan lomba karena kepaksa biar calon mertua suka. ada juga yang bilang , " ah, piala mah nanti beli aja di yy atau toko adidas. he he...yang ginian sih pasti punya pengalaman banyak sebagai panitia lomba. abis dia tahu tempat-tempat jualan piala plastik sepuhan. satu lagi pak, budi suci yang di jalan ahmad yani !

untunglah, blazer bukan termasuk salah satu golongan dari mereka. show must go on ! kata ijo. perjuangan belum berakhir kawan-kawan. tinggal dua kiloan lagi. ! begitulah seruan semangatnya pada teman-temannya. maka anak-anakpun kembali semangat. kualitas tujuannya sekarang sudah menurun, yang penting mah sampai. udah kebayang es goyobod dekat alun-alun. pasti seger banget. tambah es serut terus dikocok. ada rotinya dikit...ah, enak pisan. " hayu euy, semangat...!" opik menyambut baik seruan ijo demi es goyobod alun-alun. " blazer... blazer...blazer...!" yelnya meskipun nggak sesemangat ketika tenaga masih banyak. sepanjang jalan di awal-awal lomba yel blazer blazer blazer kerap terdengar. beberapa peserta lain yang kebanyakan aa-aa dan bapak-bapak sempet heran dan bertanya-tanya dalam hati, itu anak-anak kenapa ya." beser...beser...beser." dikiranya kita mau nyari wc.

di persimpangan jayaraga, blazer tambah semangat. tentu saja karena finish sudah dekat. tinggal satu belokan jalan a yani. ijo malah mempercepat langkah seperti di awal lomba. kagum juga aku dengan si jangkung ini. semangatnya itu. juga semangatnya dalam menyemangati anak-anak agar tak patah semangat. entahlah, apakah dia juga membayangkan es goyobod alun-alun atau tidak. dia malah cerita-cerita bahwa beberapa minggu ke depan akan kemping ke curug citiis dan ngajak aku dan yang lainnya. aduh jo... ka finish aja dulu.
" tadi pas di cipanas, curug citiis kayak melambaikan tangannya...yan !" katanya makin buas membujuk kami.
" kelihatan kan air terjunnya ? yang putih-putih itu.... wuih... menyusuri hutan cemara... nyari jalan setapak baru. berjalan di antara batu kali dan derasnya sungai. kalau sempet kita ke puncaknya. edelweissnya khas yan...!" tambahnya.
"iya jo...iya jo...insya Allah ..." sahut anak-anak dalam sisa-sisa tenaganya sebelum ijo tambah brutal mengajak kami untuk 'tour of duty'.

kini belokan cimanuk - a yani. " kompak euy...kompak, ngabaduy !" perintah ijo. kamipun menurut. berjalan berurut satu satu ke belakang. sebisa mungkin kelihatan masih kuat dengan kadar semangat tak beda dengan kondisi start tadi. beberapa panitia yang mengawasi kelihatan kagun dengan kedatangan kami. wah, masih muda...kompak.... kuatan... juga karasep ! sementara kami makin pd dan orientasi pada hadiah kembali muncul di kepala. kayaknya kita pemenangnya, nggak salah lagi kita yang paling kompak ! raut muka kami menunjukkan demikian. es goyobod udah ke delete sementara waktu. jadi deh beli mini compo...jadi deh beli gitar.

seorang panitia menyambut kami menjelang finish dengan bahasa tubuh 'parantos sumping !!!' nya inohong di bojong rangkong, sinetron lokal paporit saat itu. lalu countdown. benak kami saling menghitung.....sembilan, delapan, tujuh, enam, lima.....dan satu... finish ! alhamdulillah, serasa hilang semua lelah begitu garis finish kami injak. seakan waktu berhenti saat tapak kaki kanan ijo menginjak garis-garis putih zebra cross yang dianggap akhir perjalanan. juga kami merasa orang-orang baik penonton, pendukung, dan juga panitia bersorak dan tepuk tangan dalam slow motion.

panitiapun mencatat nomor dada 273 dan waktu tempuh kami. sebenarnya sudah banyak juga peserta lain yang sampai di finish terutama yang emang kelompok awal. tapi kami merasa nggak ada yang sedramatis kami ketika menginjak garis finish. he he lebay pisan nya.

"siapa juaranya, jo!" tanya ugun
"belum dong... baru sekitar dua puluh lima peserta yang nyampe !" kata ijo sok tahu.
" wah kita kecepetan dong...!" ujar opik.
" ah, yang penting mah udah nyampe...!" sahut ombi. aku mengiyakan.
" pengumumannya kapan jo...? tanyain gih, ke panitia !" suruh opik. ijopun dengan nurut menuju ke salah seorang panitia. tak lama udah datang. lalu...
" besok ! diumumin di radio...." jelasnya ke anak-anak yang lagi ngelurusin kaki sambil rebahan di pinggir lapang alun-alun. anak anak cuma iya iya aja.
" goyobod yu...!" ajakku
" hayu...!" anak-anak tanpa basa-basi langsung setuju. goyobod, here we come !
"nanti abis ini, kumpul dulu di rumahku ya...!" ajak opik. anak-anak cuma bisa ngangguk. asyik, makan siang gratis nih, pasti disuguhi lotek mandalagiri yang gurih dengan taburan bawang goreng yang enak itu, otak kami langsung husnuzhon. he he padahal belum ada kesepakatan siapa yang bayarin goyobod sekarang.

**

Tidak ada komentar: