Jumat, 31 Juli 2009

pintu 5, sejenak bersama ijo dan 'blazer' bag. 1




jam pelajaran pertama, jam pelajaran bahasa indonesia pa udan, tapi kosong.
"yan, polres ngadain lomba 'napak tilas' hari jadi polisi. ikutan yu !" ijo membuka forum pagi itu. tentu saja di forum bebas. yang sedang ngumpul di bangkuku saat itu ada 'ditingker' dan anak 3A lainnya.

ijo adalah teman 'ditingker' khusus, selain juga teman sekelas di 3A, dan bagiku ia teman sejak kelas dua. dengan ugun, ijo malahan pernah sekelas di kelas satu. sementara sebelumnya, aku, baik sama ugun maupun sama ijo pernah sesekolah ketika sd. btw, dikatakan 'khusus'karena ijo juga sering datang ke basecamp the thinker di pasundan. emang, secara geografis, letak rumah ijo juga di daerah pasundan. jadi tidak mungkin mengesampingkan makhluk yang jangkung ini.

beneran, ijo memang jangkung. ia lebih jangkung dibanding teman-teman lainnya. seperti pernah disinggung sekilas di bab sebelumnya, ijo menjabat km dan juga anggota pramuka smp. ia paling senang membanggakan 'kak haris' pembina pramuka di smp kami. apa-apa selalu 'kak haris mah, yan gini, kak haris mah gitu' lantas dengan semangatnya menceritakan kak haris dengan penuh semangat yang dimatanya mungkin lebih hero daripada supermarket hero. nah, karena ijo tukang pramuka, maka kegemarannya pada hal-hal yang berbau petualangan atau bepergian sangat kuat. ijolah juga yang pertama kali ngajak aku mengakrabi gunung. pada masa kelas dua, aku udah diajak ijo mendaki ke dua buah gunung terkenal di kotaku. meskipun gak sampe ke puncaknya. yah, cuma sampe di lutut gunung aja, yakni cikurai hingga tempat pemancar TVRI dan gunung guntur bab citiisnya. jangan salah, pada jaman itu kedua gunung masih perawan. belum banyak jalan untuk menuju ke sana dan hutannya masih lebat.

cerita lainnya tentang ijo ini, yaitu bahwa dia pernah nyobain yang namanya mabok 'drinking' saat dibagi rapot kelas dua. bahkan saat porak (pekan olah raga antar kelas) kelas dua dia ikutan tim basket kelas dua sembari mabok berat. mabok beneran, bukannya mabok perjalanan. mabok semabok-maboknya dengan ngomong yang ngaco mata merah dan mulut bau alkohol. entah kenapa ijo yang pramuka tulen dengan disumpah dwidarma dan trisatya serta 'kak haris' minded sampe mabok minuman keras. bahkan kata yoga yang sebangku dengannya, waktu bermain basket ngelawan kelas satu yang ada iyep-nya ijo sampe ngeluarin jurus-jurus kungfu ketika sedikit saja dia kesenggol sama adik kelasnya. lantas marah-marah gak jelas. begitu parahnya ijo teler hingga pas akhir permainan ijo nyungsep di belakang sekolah. untungnya, guru-guru lagi sibuk meriksa hasil ujian ebsem dan nggak pada ngeh bahwa seorang muridnya berbakat jadi 'drunken master".


dan yang paling parah, ya itu tadi. pas orang lain dibagi rapot, dia malah teler di belakang sekolah deket ruang gak terurus milik smpn 8. fyi, sekolah kami bertetangga dengan smpn 8 yang kata sebagian teman di jaman itu, sekolahnya 'ih, kelas teh meni ku bilik'. sorry, bukan kata saya. tapi saya sependapat. nah, kebayang kan, ijo yang jangkung dibanjur di belakang sekolah biar cepat sadar. alhamdulillah, tuh anak akhirnya sadar juga. dengan dramatis dia bertanya," di mana ini, dimana ini?". aku yang jadi saksi mata langsung sama yoga menenangkan, meskipun masih takut-takut mengingat ketika teler ijo tingkah lakunya mendekati zombi. kami memberikan buku rapotnya yang nilainya sebenernya lumayan. ngasih tahu kalau tadi bu yuyun, sebagai wali kelas nanyain dan dijawab ijonya sakit. jadi dia boleh merasa aman saja. ijo juga sempat minta maaf ke semua temen karena kelakuannya yang 'dewasa' banget itu. dengan baju yang basah akibat dibanjur ijo bareng-bareng pulang sama aku. sesekali kuperhatikan ijo yang kusut banget hari itu tidak segagah ketika memakai baju pramuka dengan celana selutut yang sudah menjadi trademarknya itu.

dari obrolan sepanjang pulang, ternyata eh ternyata ijo belajar mabok itu ketika lagi kemping sama teman-temannya yang usianya lebih tinggi. anak sma gitu deh. pada suatu kempeing, si aa-aa sma itu bawa minuman penghangat (baca : beralkohol) ke gunung. katanya sih buat ngehangatin diri dari dinginnya gunung. lagian kalau nggak mau kedinginan mah jangan ke gunung, ya. atau bakar-bakaran aja di gunungnya (hus!). yah, namanya juga anak-anak muda lagi dalam tahap pencarian diri. dan ijo secara tidak sengaja jadi follower di antara mereka. lalu kecanduan atau mungkin juga ingin 'dianggap' udah dewasa. atau seperti klise pelajaran merokok, 'nggak enak menolak tawaran teman, jadi saya nyoba'. semenjak itulah ijo yang 'pramuka itu patuh pada ortu, pramuka itu sayang sesama' jadi pemabok kelas teri. hingga sadar hari ini ketika yoga dengan kejam membanjur ijo pake seember air sumur.

wah, kepanjangan cerita ijonya, ya? balik lagi ke ijo yang sedang mengajakku ikutan lomba napak tilas. oh, ya ijo di bagian ini ceritanya udah nggak mabok lagi. enggak tahu juga kalau tanpa sepengetahuan aku. yang jelas ijo yang ini pramukanya sudah khusyu lagi. buktinya dia dikirim sekolah untuk ikutan jambore di luar kota bersama kawan pramukanya.

demi ajakan itu, 'ditingker' saling berpandangan. wah, asyik juga buat kekompakan.
" kapan lombanya, jo ?" tanyaku tertarik
" tanggal sekian sekian...." sahut ijo seneng pancingannya mengena
" satu grupnya berapa orang, jo ?" opik mulai tertarik juga.
" maksimal lima " jawabnya.
cocok ! ujarku dalam hati. 'ditingker' juga berlima. tapi thinker plus ijo jadi berenam dong.
" pik, gimana? ikutan? " aku minta tanggapan opik.
" setuju, siapa aja jo kira-kira?" opik balik nanya ke ijo
" aku, kamu yan, kamu pik...si ugun..gun, mau ikutan ?" ijo ke ugun yang sibuk dengan catatan entah apa.
malah eka yang jawab, " aku mah gak bisa ikutan..ada acara !".
selalu begitu, eka di masa smp meskipun menyenangi petualangan pegunungan alpen yang ada chamonixnya tetapi untuk urusan berbau-bau keringat rada susah ngajaknya. padahal aku juga inginnya the thinker full ikutan.
" gun, ikutan nggak ?" sekali lagi ijo ke ugun.
ugun, yang udah konsen lagi ke forum mengangguk. artinya mau ikutan. seorang lagi tentu saja kang ombi putra pertama pak wahyo anak asli keturunan gunung gelap di garut selatan yang juga vokalis tetap the thinker. oh, ya ombi di jaman smp, seperti juga opik ikutan grup paskibra di smp. paskibra kan ada urusan fisik-fisiknya, sehingga bagi ombi ikutan acara ini merupakan bagian dari kesehariannya. dengan demikian pas sudah jumlah anggota tim napak tilas.

**

rencananya aku dengan ijo dan opik mau ngedaftarin tim napak tilas ini sepulang sekolah ke kantor polisi yang pada jaman itu letaknya masih terbilang dekat dengan sekolah kami. atas usul aku tim napak tilas kami dinamakan tim blazer. "artinya yang bersinar", jawabku ngarang aja ketika teman-teman lainnya menanyakan. "wah, bagus juga..." ijo langsung oke. opik tadinya menyarankan agar thinker rada dikenal, namanya thinker plus aja. yah, sedikit azas manfaat gak apa-apa, alesannya saat itu. tapi anak-anak lainnya menolak karena, pertama beda bidang garapan, yang kedua takut disangka ikut-ikutan kusplus, band jadul itu. jadinya disepakati bahwa nama timnya 'blazer'.

selain karena hobby dari masing-masing personil blazer, yakni berjalan kaki sambil bertualang, kami juga tertarik dengan hadiah uang yang dijanjikan oleh panitia. meskipun kami belum pernah bernapak tilas kemanapun, tapi dengan pengalaman setiap hari berjalan kaki ke sekolah serta pengalaman plus-plus dari masing-masing anggota mak kami yakin mampu mengikuti perlombaan ini. akupun secara kurikulum viti punya pengalaman yang bisa dibanggakan, yakni pernah lebih dari dua kali naik gunung. ijo dengan segudang pengalaman pramukanya (nggak termasuk urusan mabok). sedangkan opik dan ombi di paskibra. sementara ugun boleh berbangga hati karena ikutan diklat basket sepulang sekolah yang juga gak jauh-jauh dari urusan fisik.

untuk itulah, meskipun harus kembali menyisihkan uang jajan untuk patungan bayar pendaftaran kami tak menyesal. kalupun tidak menang, minimal bisa bangga karena pernah ikutan napak tilas yang gak semua orang bisa ikutan. lumayan jauh lho, lebih dari 30 km.

acara ini juga didukung berbagai pihak serta media elektronik radio lokal kami. gembar-gembornya sering terdengar di acara request lagu sore-sore menjelang malam. seperti malam itu, sehabis magrib ketika 'blazer' sedang ngumpul di basecamp pasundan setelah mengerjakan pr matematik dari bu marni. ada juga yoga yang rumahnya di muhammadiyah masih sodaraan sama pasundan.

" udah nelpon, uy !" kata yoga yang datang ke basecamp dengan sepeda bmxnya. maksudnya dia udah nelpon ke radio rugeri request lagu. nelponnya gak jauh-jauh, di telpon umum perempatan papandayan dengan uang logam gocapan.

begitulah, salah satu kewajiban kami bila mau ke basecamp harus request lagu dulu dan ngasih salamnya ke anak-anak. radio butut milik nenek sayapun dipancang di rugeri yang jam-jam segitu setia memutar lagu pilihan pendengar yang hingga sekarang masih setia di jalur am. semua khusyu mendengarkan. harap-harap cemas semoga yoga berbaik hati menyalami dirinya via radio. saat itu, hal-hal seperti ini ngetren di kotaku, tak peduli lagu yang diminta nggak diputer. biasanya sang penyiar dengan diktatornya bilang, 'gabung aja ya dengan yang lain' jika sang lagu request-an kita gak ada di list. jaman dulu gitu lho, muterin lagu kalu gak dari piringan hitam ya dari kaset. nggak secanggih sekarang dimana di komputer tinggal klik file mp3 meski bajakan.

akhirnya nama-nama kami disebut juga oleh sang penyiar, " ....lagu ini buat izo stradlin di pasundan,... ombi roses di cangkuang, ugun mckagan di pasundan juga....dan semua tim napak tilas blazer yang mau ikutan lomba pekan depan dari yoga di muhammadiyah, ucapannya selamat berlomba". cuma sekitar 15 detik aja dan besoknya di kelas biasanya jadi semacam kebanggaan. dan semua orang di kotaku secara otomatis tahu bahwa salah satu tim yang akan berlaga di lomba napak tilas adalah kami, tim blazer thea.

biasanya pula, besoknya salah satu dari teman sekelas kemudian menelpon lagi ke radio dan merequest lagu serta kirim-kirim salam. meski hari itu gak ada jadwal ngumpul di basecamp aku tetap memanfaatkan basecamp sebagai tempat nongkrong dan belajar serta tak lupa mendengarkan siaran radio request-requestan (jaman itu lebih terkenal dengan istilah pilpen, awas bukan 'pulpen'). siapa tahu ada yang iseng kirim salam.
" lagu ini juga diminta oleh otit di jalan guntur.... salam-salamnya buat izo di tong sampah.... ombi di jarian.... diyan di sawah....opik di solokan... dan tim blazer yang mau napak tilas polres, dengan ucapan selamat hah..heh..hoh...!" demikian penyiar dengan gayanya menunaikan tugas mulia menemani para pelajar yang lagi belajar malam-malam.
waduh, ngerusak reputasi tuh yang ngirim-ngirim salam di radio, umpatku. siapa tadi? otit? otit?...tito... wah dasar. awas ya besok di kelas ! sejuta rencana untuk menjitak kepala tito mampir di otak. tito is our friend too, kelakuannya emang konyol juga di samping otaknya yang patut diacungi jempol. tapi... senang juga ding, karena lagi-lagi blazer terpromosikan ke seantero kota. eh, emang untuk ikutan napak tilas perlu terkenal dulu gitu...?

dan tentang tito ini, emang beneran konyol. suatu ketika di sekolah diadakan lomba baca puisi antar kelas dan yang nanti menang antar kelas akan dikirim untuk mewakili sekolah dalam lomba sejenis dengan skala lebih luas.

fani oshin dari osispun sebagai humas osis berkeliling ke tiap kelas mencari siap-siapa wakil kelas yang akan berlaga di perlombaan. untuk urusan-urusan berani malu, anak-anak kelas gak pernah ada yang mau ikutan. ya, dong kan saya gak biasa ngomong di depan umum. apalagi baca sajak... mengerikan ! demikian rata-rata yang ada di pikiran anak-anak kelas 3 A.
maka ketika fani oshin bertanya lagi, " ayo ngacung, siapa yang mewakili kelas ini ?" anak-anak masih gak ada yang bersedia, baik cewek-atau cowok. fani oshinpun makin gak sabar, jadwal kelas lain untuk didatangi masih banyak, belum kelas duanya, belum kelas tiganya. "siapa?...ngacung...!" suruhnya pada anak-anak kelas yang pada kebingungan. hingga...
" saya... !" ternyata tito yang ngacung. anak-anak kaget bercampur kagum, hm... gak nyangka.
" siapa namanya ??" fani oshin yang 'hampir dikenal semua anak dari kelas satu sampe kelas tiga tapi dia gak mungkin mengenal semua orang yang mengenalnya' itu nanya makin gak sabar.
" apid permana !" jawab tito seenaknya. anak-anak terkesiap sebagian siap-siap ketawa.
fani oshinpun menulis nama 'apid permana 3A' dan langsung minggat dari kelas kami.
tinggallah apid permana, teman sebangku tito yang mencak-mencak karena namanya dicatut tito. sementara tawa teman sekelas pecah sembari merestui apid permana untuk mewakili kelas dalam lomba baca puisi. sementara apid makin kesel dan pindah bangku ke pojok belakang langsung merajuk sendirian curhat sama tembok... hik..hik... hik...

**

Tidak ada komentar: