Selasa, 28 Juli 2009

pintu tiga, vokalisnya ......




seger banget. pelajaran biologi pa sukrianya gak ada. dua jam pula. jadinya cuma nyatet-nyatet gitu. maka the thinkerpun kembali terlibat briefing dadakan. info terbaru datang dari opik.

" kata si taher, di kondangrege per jamnya 2500 perak, buat pemula seperti kita mah cukupan..." kata opik setengah berbisik. raut mukanya menunjukkan semangat saat menginformasikan hal ini ke anak-anak.

aku dan eka harus memutar badan untuk bisa ngobrol dengan opik karena mereka duduk di belakang kita.

" iyalah, nanti kita patungan...." kataku

murah banget ya sewa rentalnya ? jangan salah, itu di tahun 90-an awal, man. rata-rata rental studio musik berkisar 2500-3000 per jam. duh, udah gak tahan pingin masuk studio. pingin nyobain kayak apa megang gitar melodi itu. tahan dulu, yan....

" tapi, kayaknya kita butuh vokalis deh..." usul eka.
" kalo kebanyakan nggak ngerepotin...?" jawabku asal, dan nanya lagi.
" setuju euy... biar semua bisa fokus.." opik langsung menyela.
" iya ding... nanti di panggung pasti repot, nyanyi sambil main alat musik..." ugun menyambut baik usul eka.
" tapi, siapa...?" aku kepikiran juga.

anak-anak memandangi teman-teman sekelas yang lain yang beraktivitas macam-macam di jam kosong. ijo, yang jangkung... ah dia lebih cocok jadi km dan pramuka daripada vokalis. yoga yang juga taher, gak bisa nyanyi, jagonya cuma basket. tito, nggak jelas visi bermusiknya. nanang yang reman, cuma jago teriak 'poison oke poison !' doang, jangan-jangan dia malah drinking di panggung. gawat, gawat.

" siapa dong, pik ?" tanyaku gak sabar. opik menggeleng. kembali kami menata teman satu-satu. erik, ah dia mah jetset.. rada-rada belagu. sony,... meskipun beberapa hari lalu saya antar beli kaset ektreme II dan suka dengerin GMR tapi kelihatannya cuma asyik sebagai pengamat. anak-anak ceweknya, nggak mungkin sekali... cuma sofi yang kelihatan gaul, tapi jangan dulu deh. bukannya nggak peduli emansipasi. tapi pasti bakal ribet. lagian kita belum begitu dekat.

"ada ide, yan ...?" opik yang balik nanya. giliran aku yang menggeleng. ugun seperti biasa menatap keluar jendela sembari berlagak mikir. eka yang punya ide malah lagi bikin sajak. kelihatannya cuma aku sama opik yang semangat nyari vokalis buat the thinker.
" ini teh, harus teman sekelas...?" tanya opik
" iya, biar bisa kompak luar dalam " kembali aku asal menjawab. coba, kompak luar dalam apanya?

aku dan opik kembali menilai teman sekelas satu persatu. tedy, gak mungkin... dia ada sesuatu. ivan,.. kelihatannya nih anak gak suka musik. kentut melulu. syarif, wah..apalagi yang ini. rumahnya dimana aja gak jelas. siapa donk?

"vokalisnya ombi aja...." tiba-tiba eka nyeletuk
kami berpandangan. tanpa berargumen aku langsung setuju. ombi temen deket sejak kelas satu. cuma kelas dua dia gak sekelas. opik juga setuju, ombi temennya di kelas dua D, juga temennya di paskibra. ugun setuju juga karena ombi adalah temen sekelasnya di kelas tiga A. tapi...
" si ombi bisa nyanyi ga ya...?" kata opik entah nanya pada siapa.
" emang kamu udah jago ngedrum, emang saya dan eka gitaris jadi, emang ugun basis handal..?" kataku retoris."... justru bagus, kita belajar bareng semuanya dari nol..."
" dan lagi, yang du ribu limaratus kalau dibagi lima bisa pas, patungannya 500-an..." sambung eka santai.

he he ,...iya juga ya. asyik lah. the thinker nambah seorang lagi, ombi. eit..., tapi jangan seneng dulu. ombinya maueun nggak. opik yang berinisiatif jadi delegasi ke bangku ombi di dua baris ke tiga dari belakang. ombi sebangku sama sony.

" mbi, kadieu guera..." ajak opik
" apa, pik..?" jawab ombi menghentikan aktivitas tebakan sama sofi di bangku depannya. mengikuti opik menuju bangku kami.
" apa..apa ? hai, yank..." sapanya padaku.
" sok, yan... jelaskeun..." kata opik

" gini, mbi...bla, bla bla, bla, ba, bla " akupun menjelaskan panjang lebar terbentuknya ditingker dan diakhiri dengan tawaran jadi vokalis tanpa proposal yang berbelit-belit.

mata ombi bergairah. kelihatan dia tertarik.

" buat perpisahan ini teh ?" tanyanya meyakinkan.
" iya... jangka deketnya begitu...jangka panjangnya mah yah, buat selamanya..." jawab opik.
" hayu, lah..."

alhamdulillah, ombi udah mau. sekarang kita berlima. bon jovi awal-awalnya berlima. GNR berlima juga. slank juga berlima sampe sekarang. kayaknya dengan berlima bakalan sukses seperti mereka. mudah-mudahan.

konfrensi bangku persegipun dimulai lagi. ombi sang vokalis menyimak dengan serius penjelasan opik bergantian dengan aku. eka seperti biasa nyeletuk. ugun the basis, masih setia dengan kekalemannya. kayaknya semua basis emang begitu, ya. santai. kalau personil lain sibuk berdebat, basis gak kepengaruh. perhatiin aja, saat rata-rata band, kalau gak ganti vokalis, drummer maka dipastikan gitaris yang cabut. jarang basis yang sok eksis. berbahagialah wahai para basis dengan kesabaranmu.....

rencananya besok the thinker mulai latihan di studio dengan menyewa secara gratis taher sang master gitaris. tempatnya di rental studio kondangrege. ssttt... tapi ini masih proyek rahasia lho. jadi cuma anak-anak thinker yang tahu dan guru taher aja. makin asyik aja kita ngeband, bro.....

Tidak ada komentar: