Senin, 31 Agustus 2009

pintu 14, sesuatu tentang kaset (metal)




Band metal tanpa lagu balada bagaikan senja tanpa sunset atau makan sayur kacang tanpa kerupuk demikian seorang teman pernah mengatakan. memang sebuah perumpamaan yang tidak pernah diajarkan dalam pelajaran bahasa indonesia bab majas-majas dan tentu saja sangat memaksakan diri. Namun dipikir-pikir ada benarnya juga. melulu lagu metal, keras, dan hingar bingar terkadang membosankan. ada saatnya telinga kita perlu rehat. perlu mendengarkan yang manis-manis. perlu mencerna yang lembut-lembut agar terjadi keseimbangan. secara fakta band-band metal juga lebih dikenal dengan lagu-lagu slownya yang sering bisa menembus bursa tangga lagu dunia yang dengan santainya berdampingan bersama lagu-lagu ngepop lainnya.

akupun mengenal band metal melalui jalur itu. lebih mengenal scorpions dengan holiday, always somewhere, dan winds of change nya ketimbang 'rock you like a hurricane' lebih paham white lion dari when the children cry, till death do us apart, dan you're all i need nya. lebih tahu deep purple dengan soldiers of fortune nya dan love conquers all nya meskipun suka juga dengan smoke on the water yang pernah diartikan kakak sepupu saya dengan ' minum sambil merokok'. lebih menyenangi mr big setelah ada apal chordnya lagu 'to be with you. dan tentu saja bon jovi dengan lagu yang sedang digarap bandku, never say goodbye. dan banyak lagi dan banyak lagi. lalu semakin termotivasi mendalami kaset-kaset metal setelah muncul kaset-kaset kompilasi macam slow rock dan metal ballads volume satu hingga volume sekian.

suatu ketika pernah sedikit berdiskusi dengan erik ongoh bahwa kelebihan use your ilussion satu dibanding use your ilussion dua -nya GNR karena adanya lagu november rain dan don't cry versi 'original lyrics' yang balada abis. saat itu aku, ongoh, tedi 3b, dan eka hendak nonton 'dance with wolves' di bioskop sumbersari yang biasanya buka jam duaan siang. sembari menunggu loket dibuka tedi 3b ngajak ke toko kaset. saat itu bulan november. hujan pula. tedi 3b pun akhirnya memilih use your ilussion satu yang sampulnya berwarna nuansa kuning setelah menimbang antara lama kaset satu atau kaset dua.

lalu sang teman menambahkan teorinya bahwa band metal tanpa yang cinta cinta akan kurang lengkap. seperti ada yang kurang. seperti ketika kita hendak ke sekolah jaman-jamannya sd dan di pintu gerbang sekolah teringat ada sesuatu yang tertinggal,tapi entah apa dan hingga pulang masih saja memikirkannya sampai hilang saat tidur siang. sorry, lagi-lagi dia membuat deskripsi yang terlalu lebay. ketika menyebut band extreme yang terngiang-ngiang adalah uniknya kocokan gitar akustik 'more then words' dengan klip kalem hitam putih. atau intro memabukkan lagu 'love song' dari tesla yang pernah membuat aku dan ombi di kemudian hari berebut gitar akustik yang dibawa ke sekolah hanya untuk menunjukkan ke teman-teman bahwa 'lagu ini gue banget'. meskipun chordnya gak tepat, banyak senar yang gak perlu dipetik ikut bunyi serta selalu mikir lama di perpindahan dari kunci G ke Fis minor namun selalu sumringah penuh kemenangan saat mengakhirinya di kunci D. lantas begitu saja menyerahkan gitar ke yang lainnya karena emang apalnya cuma itu aja. padahal masih ada bab 'buruluk buruluk' yang harus dijalani.

tapi kalau hari ini aku menyukai 'the time alone with you' tentu saja bukan akibat telah memahami ajaran sang teman tadi. kaset bad english bertajuk backlash ternyata tidak memuat 'when i see you smile'. ya, setelah menabung sepuluh hari, meyisihkan sebagian uang jajan, dan rela berpuasa demi ngirit aku berhasil membeli kaset yang iklannya pernah ada di koran pr tersebut. aku menyukai lagu itu karena memang sama keren dengan when i see you smile dan liriknya lebih dewasa serta puitis. simak aja,..." when everything is cloudy, an the sun won't shine for me, and it seems like nothing's going right, there's a place i want to be". walaupun gak ngerti-ngerti amat tapi tak mengurangi keseriusanku mengulik lagu tersebut sendirian.

" kira-kira ada lagu yang bisa dimainkan ditingker?" tanya opik sambil membolak-balik sampul hitam 'backlash' yang tidak ada liriknya sama sekali itu di suatu jam istirahat.
" gak tahu...!" jawabku pendek
" pinjam ya...!" pintanya
" belum seminggu dibeli..., tapi gak apa-apa deh!" sahutku. dan opikpun merasa senang.
" sambil nyobain politron yang baru dibeli..." tambah opik.
" boleh..boleh..."

**

jaman itu biasanya kalau udah mampu beli kaset metal bangganya minta ampun. selalu dibawa ke sekolah. ditunjukkan kepada teman yang lain. dijelaskan kelebihannya. dipaparkan lagu mana yang bagus, lagu mana yang slow rock, dan lagu mana yang, " di FF aja, lagu itu mah...", maksudnya lagu yang gak disarankan sama sekali. he he dasar metal mania artificial. dan biasanya kemudian direlakan untuk digilir oleh teman-teman sampai sampulnya lecek dan suaranya bergelombang. ingat saja peristiwa kaset GNR 2 ugun yang bernasib sama.

banyak ending yang terjadi setelah proses peminjaman kaset dan mendengarkannya dengan saksama hingga puas. ada yang dengan sadar diri mengembalikannya dengan konsidi normal. ada yang sampai lagi ke tangan pemiliknya setengah utuh baik sampulnya maupun kasetnya. ada yang pura-pura lupa kalau tidak ditagih. ada yang meminjam kemudian meminjamkannya kepada teman lain, biasanya itu adalah kecengannya dan diaku-aku kaset miliknya. bahkan ada juga yang meminjam kemudian malah menghilangkannya baik sengaja maupun tidak sengaja. tapi tak jarang juga yang kemudian suka dengan kaset itu dan malah membelinya sendiri ke toko buat koleksi pribadi.

untungnya kaset backlash-ku kembali utuh dalam kondisi normal dari opik.
" kita bawain 'the time alone with you', yu!" usul opik kemudian
" itu mah pakai kibod, pik. agak susah " jawabku
" siapa ya, yang bisa main kibod di kelas kita ?" lanjutku
" katanya intan bisa main kibod, yan " sahut opik
" iya?"
" iya... tapi gak yakin juga.. baru belajar!"
" nanti nanti aja deh... kita perdalam dulu ilmu nepersey sama don kray"

iya, kayaknya ditingker emang belum butuh additional player untuk seksi kibod. ngurus personil segini aja masih kerepotan ngatur jadwalnya. apalagi nambah personil. mungkin di suatu saat perlu dicoba memakai kibod kalau ditingker sudah mulai ngebawain lagu dengan kompak. untuk sekarang kayaknya masih jauh. ya, cukup lihat axl rose aja main piano di klip november rain dan berkhayal-khayal kapan vokalis ditingker bisa kayak gitu serta nggak malah rebutan drum saat mau latihan di studio rental pak tulus.

aku sendiri sebenarnya pernah punya piano kecil hadiah dari lomba deklamasi saat tk. jadul banget, ya. saat itu aku juara harapan satu. hadiahnya piano dengan harmonika. dan seperti biasa belajar lagu 'ibu kita kartini' dengan diajari oleh bapak yang khusus beli buku lagu-lagu perjuangan yang ada not angkanya. namun selalu saja bingung saat ada nada yang naik satu oktaf. tahu sendiri kan, piano-pianoan kecil jaman itu sederhana sekali dengan jumlah tuts cuma sepuluh yang artinya satu oktaf lebih sedikit dan nggak ada nada setengahnya. lalu kaki-kaki pianonya itu hilang satu persatu sebelum akhirnya aku kecil membongkarnya karena penasaran seperti apa isi piano itu dan kenapa bisa menghasilkan denting suara jernih. bisa ditebak nasib piano hadiah itu pada akhirnya bersatu dengan mainan lainnya yang juga keadaannya tak kurang menyedihkan. setelah itu aku tak pernah belajar main piano lagi.

pernah juga belajar main pianika. itu tuh yang mirip pano tapi ditiup. yang ada selang panjangnya yang kalau habis dipakai selangnya dicabut dan dikibas-kibaskan agar air ludah yang nempel tertinggal berjatuhan. kalau belajar ini sewaktu kelas dua smp pada cecep gr. di kelas ia yang paling bisa memainkan alat musik ini. nafasnya lumayan panjang. sembari meniup dia memencet tutsnya. anak-anak paling doyan merequest dia lagu ' ini rindu'- nya farid harja feat. lucky reza. intronya kan pop banget. dan cecep gr dengan senang hati memainkan pianikanya.

ilmu pianika inipun tidak berlangsung lama. pertama, karena berat banget ketika harus meniup sambil memencet tuts. nafasnya harus panjang dan berkonsentrasi menghafalkan tuts yang harus dipencet. apalagi tutnya jarang ada tanda angkanya, sering bingung di tengah lagu. kedua, dikarenakan memang tidak memiliki pianika yang waktu itu emang nggak kebeli. jadinya semakin maleslah belajar memainkan pianika. dan cuma mampu belajar memainkan suling recorder yang harganya terjangkau untuk dibeli. lagi-lagi akupun belajar recorder pada cecep gr yang selain pandai memainkan lagu-lagu nasional, dia mampu meminkan lagu pop yang sedang tren seperti 'ini rindu' tadi.

" ini lagu apa?" tanya cecep gr biasanya pada anak-anak. gayanya udah mirip mc tantowi yahya di acara gita remaja tvri. pantesan aja namanya pakai 'ember-ember' gr.
" isabella...!" jawab anak-anak kelas yang sedang mengelilinginya dan mengagumi permainan recorder cecep gr. apal banget dengan lagu yang sering diputar di radio jaman-jaman itu atau du album minggu kita
" suci dalam debu !" kali lain anak-anak menjawab kompak.
dan cecep makin bangga, makin menggila. seluruh kemampuannya dikeluarkan.
" cinta kita ! amy dan inka christie!"
atau :
" maafkan ! slank!"
atau :
" sakit gigi ! megadeth. eh, meggy z"
kadang-kadang lagu ini :
" abang tukang bakso !" jawab anak-anak makin senang.
dengan modal yang seperti itu, cecep nilai pelajaran keseniannya paling tinggi diantara anak-anak kelas 2 tempatnya belajar dan 'berkonser'. tapi itu nggak cukup kuat buat ditingker untuk menariknya sebagai pemain kibod karena dalam UUD nya ditingker harus diisi oleh orang-orang sekelas. sementara cecep, pas kelas 3-nya beda kelas. lagian, kayaknya cecep lebih ingin bersolo karir dulu daripada ngeband. tapi jangan takut, aku dan cecep masih temenan. masih sering pulang bareng dari sekolah. masih menganggapnya master untuk urusan tiup meniup alat musik tiup.


***

kaset juga tidak hanya bisa dinikmati suaranya saja. kalau kita jeli sampulnya juga memiliki daya tarik sendiri. bukan hanya sebagai pelengkap tetapi bisa jadi karya seni yang layak dinikmati. bukan hanya sebagai panduan susunan lagu, daftar personil band, atau kumpulan teks-teks lagu dalam kaset tersebut, tetapi juga sebagai prasasti band atau penyanyi tersebut. namanya juga album. layaknya sebuah album foto, nantinya bisa jadi semacam penyimpan kenangan, baik menyenangkan maupun menyedihkan.

sampul kaset yang baik selalu didesain secara serius dan tidak asal-asalan seperti kaset-kaset lokal yang banyak beredar. secara, kaset lokal sampulnya seragam : menampilkan sang penyanyi, judul album yang selalu sama dengan judul lagu yang diunggulkan, warna yang norak, dan tanpa pesan, kesan serta filosofi yang hendak disampaikan. beda banget dengan sampul kaset (atau cd) dari luar yang keren tampilannya. sebenarnya nggak mutlak sih. tapi biasanya demikian.

yang paling berperan selain isi sebuah kaset tentu saja sampul luarnya itu. meskipun ada ungkapan ' don't judge a cassete by its cover', tetapi tetap saja cover album bisa menarik orang untuk membeli kasetnya. apalagi kalau materinya memang bagus. di antara yang the best menurutku waktu itu adalah sampul albumnya van halen : Fuck. juga sampul album slank : suit-suit he he. atau album-album metallica yang sarat dengan pesan sesuai isi lagu-lagunya.

dan kaset yang baru kubeli, bad english 'backlash' lumayan bagus juga desainnya. gambar modifikasi bendera inggris dalam warna gelap. sementara foto personil nongkrong di bagian dalam. sayangnya tidak ada teks lagu-lagu. karena itu satu-satunya kaset kojo saat ini maka aku bolak-balik membaca tulisan-tulisannya yang dalam bahasa inggris. keuntungan dari kaset non kompilasi adalah sifatnya yang pribadi. ada penjelasan lagu per lagu, siapa penulis lirik siapa penggubah musik. salah satu yang paling aku kagumi sampul kasetnya adalah album GNR use your ilussion baik part 1 maupun 2. isinya lengkap banget. dari mulai pencipta, penulis lirik, hingga siapa backing vocals tertera jelas. belum lagi gambar cover depannya yang katanya lukisan seorang seniman terkenal. nggak rugi mengkoleksi album itu. liriknya lengkap.

ternyata band-band metal umumnya saling menghormati satu sama lainnya. iseng-iseng aku membaca isi sampul kaset-kaset metal sampai ke 'thanks to' nya. ternyata bad english itu temenan dengan saigon kick dan skid row. itu dinyatakan dalam thanks to mereka. juga kutemukan di kaset-kaset lainnya. band-band yang berbudaya ternyata selain bersaing mereka juga berteman baik. satu hal yang patut dicontoh. apalagi kalau satu label perusahaan rekaman. biasanya mereka saling dukung. shanon hoon-nya blind melon mau aja jadi backing vocal di lagu don't cry GNR. atau eric clapton yang membantu rekaman phil collins.

sejak itu aku jadi kecanduan baca 'thanks to' di sebuah kaset. biasanya kan gak peduli banget. kini jadi paham bahwa bikin kaset itu ada sebuah proses panjang. jadi banyak pihak yang terlibat dan banyak pohak yang perlu di beri ucapan 'thank to'. lumayan juga pengetahuan ini, siapa tahu suatu saat ditingker rekaman jadi tidak terlalu shock. he he, berkhayal dikit. dan thanks to-thanks to yang ada di kaset aku beri stabillo oranye. terutama kalau disebut nama band lain yang di beri thanks to. kadang-kadang suka iseng ditambahkan thanks to nya yang ditujukan untuk diri sendiri. dan thanks to pun tak jarang berisi salam-salam atau curhatan sang penyanyi a.k.a band.

pelajaran yang bisa kupetik dari bedah kaset ini yakni bahwa ngeband juga perlu bersosialisasi. perlu saling mempelajari. selama ini ditingker emang sudah menjalani hal itu yakni berguru pada taher dan the changkilungnya. namun rupanya itu masih kurang. mungkin ditingkernya sebagai pendatang baru di blantika musik smpn 1 masih malu-malu maung. maklumlah masih pada belajar, takut salah dan takut diketawain. tapi setelah ini tidak ada takut lagi. terus belajar dan belajar. maksudnya belajar di sekolah dan belajar ngeband yang baik. juga belajar berterima kasih pada pihak-pihak yang membuka jalan ditingker untuk sukses meskipun saat ini belum. jangan aneh bila suatu saat di sampul dalam album terbaru ' the thinker', tertera thanks to : taher & the changkilung band (atas pendidikannya selama ini), yoga (sebagai fans berat hingga susah diangkat), ijo (atas kesetiaannya menjadi pramuka), pak tulus ( lampu merah : satu lagu lagi, pak!), a rahmat (atas pinjaman gitar bolongnya), blazer (kapan kita napak tilas lagi?), nanang (poison okey, poison! apa udah ganti?), stik jiljian, basecamp pasundan, dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu serta tidaklupa Allah SWT yang telah memberikan keridhoannya pada band ini. ya, siapa tahu. siapa tahu bubar.....



(thanks to : pui yang akhirnya tidur lelap dan mbu yang membiarkan ay ay tetap menulis meski malam mendekati sahur.)

Tidak ada komentar: