Rabu, 12 Agustus 2009

pintu 9, sabtu malam minggu




sabtu sepertinya merupakan hari yang sangat dinantikan oleh semua anak sekolah. tak peduli dia anak tk, sd, smp, apalagi sma. atau bahkan bagi para karyawan, pekerja kantoran, dan para bos perusahaan. sabtu bagi pelajar di jamanku, sering diidentikkan dengan harinya baju pramuka karena pada hari itulah kita disarankan setengah diwajibkan untuk memakai baju pramuka sehari dalam sepekan. makanya jangan heran kalau hari sabtu pastilah setiap pelajar memakai baju pramuka, atasnya coklat muda dan bawahnya coklat tua.

"yan, kenapa baju pramuka warnanya coklat ?" suatu ketika ijo yang pramuka mengetesku di hari sabtu. aku yang ketika sd dan smp emang gak pernah ikut kegiatan pramuka cuma menggeleng. dalam hati, who care? bukan urusan aku. cuma aku memang senang tiap sabtu harus pake seragam pramuka karena seragam biru putihku di akhir-akhir pekan sering udah kotor. terutama bagian atas kerah yang sering kotor akibat keringat.

" nggak tahu ya,..?" ijo semakin si atas angin demi melihat sobatnya ini buta tentang pramuka. ya, aku memang kurang senang pramuka-pramukaan. yang aku senang di pramuka hanyalah acara kempingnya. itupun dengan catatan kalau nggak ada acara lomba-lombaan yang biasanya diakhiri dengan hukuman bagi the loser yang kalau nggak nyanyi, ya joget. hiiy... mempermalukan diri sendiri. begitu pikiranku waktu itu. makanya mending nggak aja deh. dan akupun tidak bergabung dengan tim pramuka.

"nggak tahu? begini yan, kata 'kak haris 'itu dikarenakan warna coklat merupakan gabungan dari warna-warna darah para pahlawan kita, tanah, dan air. kalau dicampur warna-warna itu maka akan dihasilkan warna coklat seperti seragam pramuka sekarang ini" jelas ijo panjang lebar. entah benar entah enggak, aku belum pernah nekad mencampur darah dengan tanah dan air baik itu darahku atau darah ayam. dan entah apakah yang dikatakannya itu sabda ' kak haris' ataukah karangannya sendiri. sekali lagi itu gak penting. seenggak penting wajah ijo yang kelihatan puas banget telah memberi kuliah kepramukaan padaku. sementara aku hanya bilang 'ooooh' saja meski kurang yakin juga dengan penjelasan ijo, iya gitu?

" karena itu pramuka harus berjiwa pahlawan, pemberani dan senang berkorban !" sambung ijo semakin sok tahu. lha, kalau itu mah kayaknya bukan tugas pramuka aja. setiap orangpun diharuskan demikian tanpa harus jadi pramuka atau memakai seragam pramuka.

sudahlah, nanti-nanti kita cari tahu riwayat seragam pramuka yang lebih shahih lagi. yang jelas sabtu juga dinantikan anak-anak 'ditingker' karena, pertama biasanya waktu sekolah cuma 'setengah hari'. maksudnya kalau hari biasa non sabtu sekolah sampai jam setengah satu kurang lebih, tapi di hari sabtu cuma sampe jam sebelasan. kedua, karena besoknya bisa libur. kan minggu. dan di waktu-waktu tertentu sabtu bisa libur juga tanpa harus tanggal merah, misalkan kalau jum'atnya tanggal merah alias libur maka bagi kalangan tertentu di sekolah jum'at libur berarti sabtu bisa juga libur, istilahnya ditiir atau hari kejepit nasional. menurut penganut paham tiirisme ini sabtu boleh nggak sekolah, jadi hukumnya sunat. untung saja penganut paham tiirisme di sekolahku cukup sedikit. kalau banyak...apa jadinya generasi penerus bangsa?

sabtu malam rencananya anak-anak 'ditingker' mau pada ngumpul dan main ke luar. ya, bosan juga ngumpul-ngumpul di basecamp yang sekarang udah dinamai metal basecamp. metal base camp? iya, ide eka tuh. toh anak-anak termasuk yoga dan ijo setuju-setuju aja basecamp mereka dinamai begitu. akupun sempat menempelkan kertas bertuliskan 'metal basecamp' di salah satu dinding basecamp kami itu. oh ya juga, sementara ini penggemar ditingker baru dua orang yakni ijo dan yoga itu, itupun karena mereka sering ngumpul ngerjain tugas sekolah di pasundan. anak-anak kelas yang lain meskipun udah tahu bahwa di kelasnya sudah ada grup band tapi mereka cuek bebek aja. he he ternyata ngeband bagi mereka hal yang biasa banget. jadi malu, dulu-dulu pas mendirikan kita sok heboh. padahal.....

namun demikian meskipun cuma ijo dan yoga yang jadi fans, kami merasa bangga juga. malahan yoga pernah membela dithinker habis-habisan. seperti suatu saat di jam pelajaran oleh raga yang dilaksanakan di alun-alun yoga berseru," ey... nyontek thinker ! yan...opik... sini !"
aku melihat yoga sedang berdebat dengan yudi yang juga teman kami sekelas.
" ada apa..ada apa?" aku dn opik menghampiri mereka
" tuh di kantong yudi, nyontek thinker !" tunjuk yoga ke punggung yudi dimana tas gendong bertengger.
" enggak ah, enak aja....!" yudi berkelit
aku dan opik penasaran, melihat tas ransel yudi. oh...
" nyontek kan....?" ujar yoga keukeuh. ternyata di kantong yudi ada tulisan 'the zaker' dengan modifikasi tulisan mirip logo the thinker. sementara yudi juga keukeuh, " enggak ah...ini mah heureuy... bukan apa-apa"
" ey... nurutan, ini mah ampir sama dengan thinker kita yan !" seru opik yang sense of thinkernya tinggi kepancing juga. dia nggak rela thinkernya dibajak sedemikian rupa.
aku cuma mesem-mesem aja sementara yudi mukanya udah merah entah malu karena ketahuan atau entah apa. sejak saat itu kami tahu bahwa yoga cukup loyal sebagai fans meskipun gak ngarti banyak tentang musik. dan sejak itu pula yudi memproklamirkan diri sebagai pengkritik thinker nomor satu.

**

malam minggu, berarti sabtu malam. aku, opik, dan ugun sedang duduk dibawah tiang bendera alun-alun. padahal dingin dan padahal gelap, tapi kita gak peduli. harusnya kita berlima, tapi lagi-lagi eka yang jarang keluar malam dan ombi yang rumahnya agak jauh yakni di cangkuang tak bisa datang. jadinya cuma bertiga aja ngobrolin rencana-rencana band. sambil sesekali curhat masalah pribadi, masalah keluarga atau yang lainnya.

oh, ya sebelum ke alun kita sempat thowaf juga di pengkolan. maklumlah kota kami terlalu kecil untuk disebut kota. jadi kalau jalan-jalan ke kota artinya mutar-mutar hingga lebih dari dua balikan. start dari smpn 1, berjalan kaki hingga perempatan jl a yani jl barakatakyudha, nyebrang masuk ke asia, lihat-lihat barang tapi gak beli, keluar lagi. berjalan lagi hingga simpang ya yani ciledug. belok kiri, masuk toko nusantara, lihat-lihat kaset juga gak beli, kadang-kadang ke tempat permainan anak-anak dan main video gim. keluar lagi. terus nyebrang masuk toko merdeka. lihat-lihat sepatu atau apa, terus naik hingga ke lantai tiga. turun lagi dan main perosotan di pegangan tangga. lalu keluar dan belok kanan berjalan hingga pasar ceplak jalan siliwangi. nggak beli apa-apa meskipun para tukang makanan malam bejejer di situ. belok kanan lagi. masuk toko adidas, nanya harga bola basket dan lainnya tapi cuma beli klaber doang. keluar lagi belok kanan hingga perempatan a yani cikuray terus nyebrang mampir di budi suci. nanya-nanya harga gitar tapi gak beli juga. nyebrang lagi belok lagi di simpang a yani ciledug. jalan lagi. belok kanan lagi. begitu seterusnya dan orang-orang di kota kami merasa gak afdol kalau belum mengitari pengkolan lebih dari satu putaran.

dan yang lebih konyol lagi. orang-orang di kota kami termasuk kompak. begitu jam sembilan lebih dikit.... lessss....! tuh kota langsung sepi. orang-orang yang thowaf tadi begitu saja menghilang, maksudnya pulang kandang secara bersamaan. begitu juga toko-toko. mereka kompakan tutup. apalagi kalau hari hujan. bisa dipastikan kesunyian berlangsung lebih awal. paling yang setia bertahan para tukang makanan di ceplak yang beberapa saat kemudian juga membereskan dagangannya.

namun saat itu tidak sedang hujan dimana bassist, drummer, dan gitaris ditingker sedang bercengkrama di bawah tiang bendera. sebenernya bukan anak ditingker aja yang nongkrong di alun. ada juga beberapa aa-aa, remaja seumuran ditingker yang sedang nyemok alias ngerokok dan yang lebih gila ada beberapa anak sedang main bola. iya, main bola malam-malam. entah filosofi apa yang mereka pakai yang jelas ditingker tidak merasa terganggu dengan keberadaan mereka.

" selasa capcay, jadi ya ?" kata opik di satu pembicaraan
" jadi lah... kita coba lagi lagu yang kemarin....knockin' juga kita coba aja... melodinya mah asal aja dulu..." kataku. capcay adalah istilah baru ditingker. artinya latihan band. ini semacam sandi anak thinker bila mau merencanakan latihan band. lagi-lagi eka yang melontarkan istilah ini. dan lagi-lagi anak-anak thinker setuju dengan bego-begoannya eka yangs satu ini.
" biar kita nggak diusili yudi zakers lagi...!" begitu eka memberi alasan ketika anak-anak nanya kenapa. anak-anak cuma "oohhh..." lalu,
" ya, enak aja kedengerannya..." begitu eka memberi alasan ketika anak-anak nanya kenapa passwordnya capcay. anak-anak mengerutkan kening sebelum mengangguk-angguk tanda setuju. sejak saat itu kalau mau latihan band, anak-anak bilangnya 'capcay'. dan selasa sepulang sekolah ditingker akan capcay lagi

" tapi senin malam ngumpul dulu, ya " kataku pada yang lainnya.
" iyalah, kita kompakin dulu lagu barunya, biasa...gigitaran...." sahut ugun sambil memandang anak-anak yang main bola malam. sesekali ia ikut menendang ketika ada bola yang menuju ke arahnya.
" insya allah besok mau beli stik drum !" kata opik
" nah, gitu dong... selagi drumnya belum kebeli... stiknya dulu sama kemampuannya..!" kataku memberi semangat.
" iya kamu juga.... beli klabbernya dulu. gitarnya mah nanti-nanti...." lanjut opik. nggak lucu, tapi kita pada ketawa-ketawa juga. ya, perjuangan untuk jadi pegawai band tetap memang masih panjang. sementara honorer aja dulu dengan kemampuan yang ada. dengan lagu-lagu yang baru bisa.
" lagu ciptaan kemarin, mau dicoba ?" tiba-tiba ugun bertanya.
" yang mana?" tanya opik juga.
" yang itu... apa judulnya teh, yan...? jawab ugun sambil nanya juga. he he jadinya patanya-tanya, kumaha ieu teh?
" masa lupa pik, lagu ciptaan kita kemarin....kisah sedih berakhir gembira, kisah gembira berakhir sedih..." jawabku.
" oh, iya.... he he...aneh pisan judulna !" ujar opik. " gak usah dulu deh...., yang lain belum pada tahu, eh gimana lagunya teh yan....?" lanjutnya
" ya, gitu....!" aku juga lupa lagi gimana nadanya. maklum lagu baru dari band yang baru berdiri. " kalau ada gitarnya pasti inget...." kataku lagi. begitulah pemain band dadakan yang gak tahu not dan gak apal nada, mudah lupa dan susah ingat.
" gini...gini... kisah sedih berakhir gembira......" ugun mencoba menyanyikan acapela lagu dimaksud dengan nada-nada yang menurut aku dan opik aneh.
" bukan gitu.... gimana, nya?" opik protes lalu mikir-mikir. aku juuga mengingat-ingat, kok lupa ya.
" ya udah, nanti kita inget-inget lagi pake gitar.... nanti mah kalau bikin lagu teh direkam pake tip biar gak lupa" usulku. anak-anak cuma ngangguk.

" udah malam ah, pulang yuk...!" ajak opik pada akhirnya. ini memang hampir jam setengah sepuluhan dimana batas waktu main bagi anak seusia kami hampir habis. meskipun besoknya libur. iya, kecuali kalau mau tidurnya di teras rumah dan kedinginan karena gak dibukain pintu sama orang tua yang udah tidur dari tadi.

akhirnya kamipun beranjak meninggalkan tiang bendera alun yang setia mendengarkan perbincangan kami.kami berjalan dan terus berjalan hingga berpisah di simpang siliwangi cikuray. opik ke kiri belok kanan lalu kiri lagi sebelum akhirnya belok kiri lagi dan masuk sebuah gang, sementara aku dan ugun belok kiri lalu lurus hingga pasundan dan belok kanan di depan rumah masing-masing. mengetuk-ngetuk pintu hingga orang rumah nongol dan sembari kesel bilang, " ngablu wae !!" dan kami cuma cengengesan. perjuangan, perjuangan.

malam bertambah malam. dan dingin saja yang tersisa hingga subuh hingga pagi bermatahari.

Tidak ada komentar: