Jumat, 04 September 2009

pintu 15, poison... tidak okay, poison !




rasa-rasanya aku menyenangi musik sudah sejak lama sekali. mungkin sejak tk atau awal-awal sd. bapak dulu sering memutar lagu-lagu sebelum beliau berangkat bekerja sebagai pns biasa di suatu instansi. biasanya sudah rutin, setelah mandi bapak memperdengarkan ceramah basa sunda pa gozali dari radio lokal atau ceramah lainnya yang jaman itu disiarkan langsung dari masjid agung dan terkadang di radio lainnya dari masjid lio. setelah selesai menjelang jam enam pagi dilanjutkan bapak dengan menyetel lagu-lagu koes plus koes bersaudara atau kaset iwan fals ' sarjana muda'

koleksi kaset bapak tidak banyak. kebanyakan musik pop dan ada juga kaset dangdut oma irama. biasanya bapak menyetel koes bersaudara yang entah membelinya di toko kaset atau di pinggir jalan. yang jelas di sampul kaset tertulis harganya seribu rupiah. karena bapak terus memperdengarkan kaset itu, lama-lama akupun senang lagu-lagu koes bersaudara. bahkan bapak pernah menuliskan teks lagu tersebut. jaman itu jarang teks lagu ada di kaset-kaset. setel, stop... tulis di kertas. setel lagi....stop, di-rew ketika kurang jelas kalimat dalam lagu. begitu seterusnya sampai selesai. dengan play stop rew - play stop rew jadilah teks lagu 'angin laut' di selembar kertas. akupun di kemudian hari meniru cara bapak kalau ingin sebuah teks lagu. bahkan aku punya buku kumpulan teks lagu dengan tulisan tangan. saat smp dan mulai bisa main gitar serta ngeband buku kumpulan itu sudah lebih dari beberapa biji. di atasnya ditambahkan chord-chord gitar sederhana hasil belajar mengulik sendiri.

kalau koes bersaudara mulai bosen, bapak menyetel iwan fals 'sarjana muda'. kalau yang ini aku yakin bukan kaset bapak. mungkin kaset bi ade, adik ibu yang saat itu sudah kerja di jakarta. secara waktu itu, kami masih numpang di rumah nenek. jadi kadang-kadang ada barang penghuni lain yang mampir-mampir ke ruangan keluarga kami. bapak paling suka menyetel lagu 'umar bakri' hingga kasetnya pernah kusut,pitanya harus dipotong, dan agar bisa disetel lagi disambung dengan lem. tapi jadinya ada bagian lagu yang melompat. di lain saat, bapak juga sering memutar kaset oma irama. kalau tak salah ada sekitar tiga kaset oma milik bapak. salah satunya adalah kaset 'begadang 2 dan 135 juta'. akhirnya senang juga mendengarkan dangdut oma yang penuh lirik sosial dan nasehat.

mungkin juga darah senang musik bapak menurun kepadaku. atau memang fitrah manusia senang mendengarkan musik. maka akupun menaikkan tingkat kegemaran musik dengan senang bernyanyi-nyanyi, bermain gitar dan membentuk the thinker. tidak lagi sebagai konsumen tapi juga produsen musik. minimal untuk diri sendiri. dan semenjak bisa main gitar mulai mencoba-coba menciptakan lagu. tentunya bersama teman-temanku.

" gripnya dari C ke B ke Am ke F ke G....", jelasku ke ugun yang memposisikan gitarnya sebagai bass. ada dua gitar bolong, aku dan ugun, sementara opik memegang pulpen dan buku tulisan kumpulan lagu. tadi sudah bermain gitar dan nyanyi-nyanyi lagu yang ada di buku tersebut. setelah bosan kepikiran buat lagu sendiri.
" ayo musiknya bikin dulu, ini lagi mikir liriknya.....!" ujar opik sembari tulas tulis.
akupun ber-na na na sambil memetik gitar seenak mungkin. ugun main basnya. asyik juga membuat lagu.
" ah, itu mirip lagu anu !" sesekali di antara kami protes kalau ternyata na-na na na yang dilagukan mirip sama lagu tertentu. ganti lagi, nyari melodi lain, nyari na na na na yang lain lagi sampai merasa bahwa lagu yang dibikin itu belum ada. sampai akhirnya jadilah sebuah bagian yang kami anggap layak disebut lagu

....
dunia ini milik siapa, sepi tanpa penghuni
ku berjalan, aku bernyanyi
dalam keheningan pagi'

menyambut hari tinggalkan malam
lupakan semua impian
hari ini kusimpan harap
kan datang keajaiban

langkahku telah jauh menyusuri hidup
namun belum berarti
....


"lumayanlah, lebih beradab daripada lagu pertama yang kita bikin kemarin-kemarin .." komentar ugun puas.
" setidaknya yang ini lebih filosofis....!" tambah opik senang
" setuju, ayo kita coba lagi.... takut lupa...!" ajakku dan memainkan intro lagu tadi. sekarang intronya agak dimodifikasi. metik Chordnya pakai variasi melodi. iya dong biar tidak terlalu biasa. dan harus selalu diulang-ulang, biar ngingatnya gampang.
" eh, judulnya apa ya.....?" tanya ugun
" dunia tak bertuan..." jawabku asal.
' setitik debu di angin....!" ugun juga usul.
" hmmm, dunia tak bertuan aja, kayaknya lebih cocok... tapi sementara, nanti bisa kita cari yang lebih pas...." sahut opik. " ayo, ...please welcome, dunia tak bertuan by the thiker prok prok prok.."
" aku...seorang kapiten.... kalau berjalan prok-prok prok!" aku langsung motong
" yan, yang bener dong, udah semangat nih..... "
" sorry...sorry....poison...okay, poison ?"
" tidak ah, tidak okay..."
" ha ha ha..., nyanyi pik.....!"

.... masih hanya, setitik debu di angin
yang tak terkira, tak bermakna, dan terlupa....

**


ada dua guru di kelas 3a yang dianggap galak. sebenarnya bukan galak sih. lebih tepatnya mungkin tegas dengan volume suara'bebeledagan' kayak meriam. namun anak-anak mengkategorikan keduanya sebagai dua guru galak bila dibandingkan dengan guru-guru lainnya yang cenderung kalem dan 'kalah' sama anak-anak. guru pertama yang dimaksudkan di sini adalah bu marni (semoga Allah SWT meridhoinya). beliau mengajar matematika. semenjak kelas satu nama bu marni emang sudah kukenal sebagai guru 'galak'. apalagi kakak-kakak kelas waktu itu dengan bangganya menerangkan kegalakan bu marni sampai ke titik komanya. aku yang kelas satu langsung ciut nyali dan berdoa mudah-mudahan guru yang dimaksud tidak mengajar di kelasku nantinya. atau jikapun harus mengajar di kelas kami semoga selalu ada halangan untuk itu. sebuah doa yang tidak patut dikabulkan.

dalam mengajar memang bu marni termasuk berbeda dengan guru lainnya. guru yang paling senior dengan pengalaman seabreg-abreg ini suaranya lumayan kerasbayangkan saja, matematika featuring guru galak. pas banget untuk membuat anak-anak kelas gak ada yang berani ngelawak di depannya. pas jam itu dipastikan suasana belajar mengajar tertib terkendali. sesekali terdengar juga tawa anak-anak padjam mengajarnya. tapi bukan karena salah seorang penghuni tetap kelas ada yang ngelawak, tapi karena bu marni menghukum salah seorang teman kami yang tidak bisa mengerjakan pr di papan tulis atau tidak mengerjakan pr sama sekali lalu ketahuan sama sang guru dan menceramahinya habis-habisan di depan anak-anak. saat itulah anak-anak bagaikan 'kuda lepas dari gedogan' tertawa sepuas-puasnya karena bu marni kalo marah menggunakan kalimat-kalimat retoris yang membuat sang anak tidak berkutik. kadang-kadang beliau juga mencubit si anak terhukum tersebut hingga kegelian. itulah yang membuat kelas tertawa riang di tengah ketegangan, melihat cara bu marni menghukum dan ekspresi si anak yang dihukum antara pasrah dan berkelit dari cubitan bu marni.

langganan dimarahi di depan kelas biasanya adalah sarif yang rumahnya cukup jauh dari sekolah. sarif tinggal di perbatasan kota dan selalu telat nyampe di kelas sehingga telat pula mencontek pr dari teman lainnya yang selalu rutin diberikan bu marni tiap kali mengajar. pengalaman sarifdalam hal telat juga seabreg-abreg. sejak kelas satu dia bisa dipastikan dalam seminggu ada satu atau dua kali terlambat ke sekolah. padahal jamannya kelas satu masuk siang. sampai-sampai bu eti, guru olah raga kelas satu berujar , " udah, kalau telat melulu kamu sekolahnya pindah saja....!". tapi bukannya mikir sarif malah menjawab sambil cengar-cengir, " mendingan sekolahnya aja bu yang dipindah...!". sebuah lawakan garing yang pernah ada dan tidak membantunya dari hukuman push up 20 kali. untungnya sarif cukup tabah dan hingga kelas tiga ini nggak tergoda untuk pindah sekolah maupun pindah rumah.

lawakan garing lainnya juga pernah kudengar dari sarif. misalnya ketika sempat pulang bareng melewati jalan cikuray.
"yan, sebenarnya ini bukanlah tiang listrik, tapi pulpen..." kata sarif dengan serius sambil memegang tiang listrik yang kami lewati
" iya ? "
" iya.... karena dipasang dan ditanam di sini maka jadilah pulpen itu tiang litrik....".

atau saat naik angkot bareng ketika hujan deras sepulang sekolah, sarif berbisik :
"yan, sebenarnya ini bukanlah angkot, tapi roti...!"
" kenapa bisa gitu?"
" ini dikarenakan ada sopirnya, ada penumpangnya, dan ada bannya..maka orang-orang sepakat menyebutnya angkot. sebenarnya ini, roti yan..." jawab sarif dengan tampang meyakinkan. biarpun gak lucu aku menyempatkan diri tertawa. yang, kasihan dia udah mikir. tapi idenya orsinil juga ya, kalau jadi pengarang bakal bagus tuh.

yang kedua langganan kemarahan bu marni adalah agus. nih anak emang bengal. bukan lagi telat tapi memang jarang masuk kelas sama sekali. pun pada pelajaran-pelajaran lainnya. yang sering ikut terkena getahnya adalah sang km ijo. berkali-kali ijo diminta menasehati agus agar rajin-rajin masuk sekolah. apalagi kelas tiga sudah mendekati ujian dan ebtanas. berkali-kali ijo menasehati dan berkali-kali agus tak peduli. makanya berkali-kali agus kena marah bu marni dengan berbagai alasan. agus juga termasuk manusia yang tabah. seperti syarif, dia hanya cengengesan di depan meski jadi tontonan anak-anak selama pelajaran berlangsung.

bisa dipastikan dalam menghadapi mahluk macam ini bu marni mengeluarkan quotenya yang terkenal, " harus mikir dari sekarang.... jangan gimana nanti... tapi nanti gimana !". sebagai guru yang bertanggung jawab terhadap murid-muridnya, wajar saja kalo bu marni selalu 'streng' saat mengajar. tujuannya kan baik, agar anak-anak berdisiplin dan berprestasi baik di sekolah.

guru kedua yang dianggap galak oleh murid-murid adalah pak udan (semoga Allah SWT merahmatinya). beliau guru pelajaran bahasa indonesia yang juga tegas dan rajin memberi pr. dengan kumis melintang pak udan sudah memiliki modal dasar yang baik untuk dianggap guru galak. apalagi volume suaranya selalu high level, selevel dengan bu marni. anak-anak nakal di sekolahan selalu meledeknya di belakang seperti ini," a, e, i, u dan o adalah hurup vokal". jahat banget kan. bukannya menghormati guru tapi malah mempermainkannya. tapi mereka malah berkelit, " nggak ngeledek kok, lagi menghapal apa bedanya hurup konsonan dengan hurup vokal". he he dasar anak bandel, bisa aja ngejawabnya.

dan di tengah-tengah pelajaran pa udan inilah the thinker nekad briefing sambil bisik-bisik. setelah di jam pertama bahasa indonesia pa udan memberi ulangan dadakan, maka ditingkerpun secara dadakan rapat gelap di jam kedua pelajaran pa udan. temanya, apalagi kalau bukan ngbrolin rencana buat latihan nanti siang. hari ini memang jadwalnya capcay. ya, karena latihan yang kemarin gagal total oleh hadirnya preman rocker di pak tulus. meskipun jumlah lagu yang dimainkan belum nambah tapi semangat dalam merental studio tak berkurang.
" sekarang mah jangan mau kalau digeser-geser, yan....!" bisik opik dari belakang. aku yang nyender di sandaran mengangguk,
" tapi kamunya jangan diem aja, kayak kemarin....!"
" he he...kemarin kaget banget, takut juga ketang...." sahut opik cengar-cengir
" heueuh, aku juga ngajak ngobrol malah dibentak...gondok pisan !" kata ombi di bangku sebrang.
" namanya juga orang mabuk, mbi,... "
" eh, kalau nanti ada yang seperti itu lagi, lawan oleh semua ya...!" ujarku.
" iyalah, setuju... sok aja kamu yang maju..." eka ikut nimbrung.
" ngomong aja baik-baik... kita juga mau manggung, gitu..." jawab opik
" iya... iya... Sssttt... pa udan ngelihat kita uy..." kataku ngasih tahu. lantaran terlalu bersemangat anak-anak jadi gak kontrol brifing underground nya. agak-agak heboh dikit. rupanya pa udan sudah selesai meneliti lembaran-lembaran kertas ulangan anak-anak dan sempat melihat ada mudrid yang ngobrol melulu.
" yan, ke depan....!" seru pa udan. anak-anak sekelas terdiam. ada apa nih ? wah, ketahuan, deh.... ngobrolnya terlalu keras sih. akupun berjalan ke depan dengan muka terdakwa. pasrah. anak-anak ditingker hanya mendoakan dalam hati, moga-moga nggak ikut-ikutan tersangkut.
" yan, kamu ngajak bapak berantem ya!" kata pa udan.
walah, aku langsung kaget. gentar dan takut. tapi tetap mencoba tenang.
" nggak atuh pak... mana berani !"
" bener ?"
" iya pa...., tapi saya ngaku tadi di belakang agak ribut....maaf pak"
" ah, biasa ribut mah... bapak udah tahu. bukan itu!"
" lalu apa pa..?" aku jadi penasaran
" nih, kamu ngajak berantem bapak karena ini!"
kertas ulangan? aku makin gak ngerti.
" kamu nulis nama dan kelas pakai spidol warna merah ! artinya ngajak gelut !" jelas pa udan.
" oh... tapi saya nggak bermaksud gitu, pa !" elakku. da emang gak merasa ngajak berantem guru. apalagi pa udan.
" tulisan warna merah itu punya makna, tantangan !" kata pa udan lagi.
" oh, gitu, pa... maaf atuh... tadi mah saya bermaksud gaya aja" kataku jadi gak enak hati.
" ya udah, balik lagi ke bangku... jangan diulangi lagi...!"
" iya pak...." akupun kembali ke bangkuku dengan rasa yang gak jelas.

jadi gitu toh, warna merah berarti ngajak bertarung. bukannya, warna merah gak boleh jalan atau warna merah artinya satu lagu lagi kalau di pak tulus ?. ah, makin gak ngerti aku, bah...

***

lagi-lagi 'seek and destroy'. siapa ya yang kali ini yang bawain ? meskipun permainannya tidak sebagus yang pernah didengar di studio ini sebelumnya. tapi lumayan rapi. sayang gorden-gorden studio ditutup rapat. jadi gak bisa ngintip untuk lihat siapa yang main seperti biasanya

ya, the thinker sudah di depan studio rental pak tulus. setelah meneliti kiri kanan depan belakang atas bawah luar dalam bahwa preman rocker sedang tidak di sekitar barulah the thinker merasa lega dan duduk-duduk di bangku panjang sembari mendengarkan metallica cover version dan cukup terhibur dengan seek and destroy dan wherever i may roam diulang-ulang oleh band sebelum thinker. opik malah ikut-ikutan nyanyi di bagian reff, "...seciiii, sik en destroy....!!". dulu memang dia pernah pinjem kaset ini ke opik ocoy, teman sekelas. dan katanya dia juga senang lagu lainnya, seperti 'metal militia'

tak perlu diceritakan bagaimana the thinker nyampe di studio pak tulus lagi. kayaknya udah klise : lewat sawah, terjebak di lumpur pematang sawah, ketemu anjing yang sama, keluar masuk gang, menghindari preman dan sampai deh. paling juga tadi pas di bagian 'anjing ngagogog' semua pada inget nasihat pak abdul majid, guru agama kelas tiga yang sempet bilang :

" kalau ketemu anjing di jalan, sebelum dia menggigit.... duluan kita gigit anjingnya...!" anak-anak sekelas pada ketawa waktu itu. cuma itu aja, dan gak ada yang bermaksud mengamalkannya, meskipun kata opik tadi, " sok yan... gigit buntutnya...!" sialan, emangnya aku apaan ? tapi tak urung terkekeh juga membayangkan bagaimana kalau buntut anjing keduluan digigit manusia.

setengah jam menunggu sambil meluruskan kaki yang pegel-pegel, akhirnya band metallica cover version itu berhenti juga. lagu-lagu yang dibawakannya meskipun cuma dua dan diulang-ulang menurut kami udah bangus banget. bisaan lah, bawain lagu metal beneran. ditingkerpun segera bersiap-siap. stik opik sudah dikeluarkan. sudah gak sabar ingin menghajar drum sekeras-sekarasnya hari itu. asyik, jadi juga latihan...........

satu, dua, tiga....pintu dibuka, ternyata wajah-wajah yang kami kenal yang nongol.
" eh, ada the thinker....!" kata seorang dari mereka, erik ongoh. lalu berturut-turut nongol: opik ocoy, tedi 3b, dan roni 3c. surprise ! sejak kapan mereka tergabung band?

" latihan..latihan ?" tanya ongoh. anak-anak the thinker jadi sedikit sungkan mau latihan. ya, soalnya ada band lain di kelas yang lebih bagus mainnya. dan selama ini tidak terdeteksi oleh radar mata-mata the thinker. padahal mah, biasa we atuh nya. tapi waktu itu entah kenapa the thinker mendadak tidak suka kehadiran mereka saat ini di sini. the thinkerpun masuk studio dan bergegas ke peralatannya masing-masing. setem gitar, stem bas, cek sound ini itu dan lain-lainnya yang biasa dilakukan sebelum latihan.

bandnya ongoh cs juga bukannya pada langsung pulang. tapi malahan ikut masuk ruangan studio dan melihat latihan the thinker. karuan saja, ditingker jadi tidak konsentrasi dan grogi. tidak bisa gila-gilaan seperti biasa. memang setelah mendengar seek and destroy mereka, kami jadi minder. orang lain udah bagus dan rapi mainnya. sementara the thinker belum kompak-kompak juga, padahal lagunyapun masih yang slow dan mudah-mudah. never say goodbye lewat begitu saja tanpa spirit bon jovi. don't cry sepertinya malahan mencerminkan suasana gak enak the thinker saat itu. berkali-kali melodi yang kumainkan terpeleset di nada-nada aneh.

"mbi, mau nyobain drum?" kata opik saking gak semangatnya setelah dua lagu tadi. ombi senang, biasanya kan diusir melulu dari set drum. meskipun sedih juga, latihan hari ini kok gak seperti biasanya. kayaknya hari itu ombi doang yang paling semangat. nyobain drum, bosen. nyobain gitar listrik memainkan efek metalzone. lalu nyoba-nyoba metik bas. gitu aja bolak-balik.

sampai lampu studio menyala merah.
" yan, selagu lagi tuh....", ongoh cs mengingatkan.
" nggak ah, cape...!" jawabku kesel, tapi gak jelas kesel ke siapa. tiba-tiba inget simbol merah yang tadi dijelaskan pa udan seakan mewakili perasaan kami pada ongoh cs : mengajak berantem ! astagfirullah, kok jadi su'udon....

sampai waktu habis hanya memainkan masing-masing dua lagu dan itupun kacau semua. ya, seperti ada beban psikologis. gugup segugup-gugupnys. padahal baru ditonton teman sendiri. padahal nanti rencananya mau manggung dan ditonton orang sesekolah. padahal di kemudian hari ingin konser ke amna-mana sebagai band pembuka the changkilung. ternyata main band juga harus siap mental. pelajaran lagi, bahwa rencana-rencana dan mimpi-mimpi itupun beresiko. bahwa semangat saja belum cukup. jadi inget lagu yang kemarin baru saja dibikin bahwa kami : 'meski sudah jauh melangkah tapi belum berarti dan masih setitik debu'. ya, dipas-pasin aja kalau kurang nyambung mah.

" hayu balik, ah. duluan nya...!" kata ongoh cs akhirnya. dan langsung cabut begitu latihan kami usai. kami membiarkan mereka duluan. ya, rasanya males jalan ke depan bareng mereka. tanpa saling berbicara kamipun pulang dengan lesu. latihan hari ini kacau lagi dengan beban perasaan lebih parah ketimbang digeser latihan oleh preman rocker. oh, poison... hari ini tidak okay, poison !

semenjak itu, semenjak itu sodara-sodara,..... ada aroma kompetisi di antara kami. di antara the thinker dan ongoh cs. kompetisi band yang sebenarnya wajar saja terjadi. dan bagi kami ini serius. apalagi tujuannya sama : manggung saat perpisahan. meskipun di dunia sekolah masih pren-prenan namun di dunia band kami beda sikap. untungnya, masih ada waktu untuk terus berlatih, masih banyak lagu yang harus diulik dan dimainkan. ya, nyantai aja gimana nanti... quote bu marni tidak usah terlalu dibawa-bawa dalam hal ini. so,... go go the thinker, go go...bumi membutuhkanmu !!

begitulah, katanya.....

Tidak ada komentar: