Rabu, 01 September 2010

fail, just fail

di perhentian ini. gagal. dan mencoba biasa saja tanpa merasa perlu menghibur diri dengan kata-kata peredam luka 'keberhasilan yang tertunda' atau semacamnya. hanya bisa memaksakan diri menikmati kegagalan ini dan kembali mendaki gunung, menyepi, menghindari tatap mata mempertanyakan. dan sebagian yang menertawakan.

dan masih juga bernafas lega karena telah tunai sebuah tugas. setelah sekian lama menyibak alang-alang, meneliti jejak, sengat panas matahari, melawan frustasi, dan mencoba bertahan dengan bekal dan air mineral yang tinggal seperempat sementara tujuan masih jauh di horizon. juga masih ada sedikit harga diri karena tidak sampai menyerah terlebih dahulu meski rupa-rupa goda dan rayu di telinga adalah balik kanan atau mengibarkan bendera putih. atau bunuh diri.

inilah saat yang tepat untuk menunduk ke bawah lebih dalam lagi. memperhatikan lebih seksama terhadap kerikil tajam dan duri yang menyilang jalan. juga menengok ke belakang. mengingat persimpangan terakhir yang dilalui. andaikan ada 'save as', tapi tak mungkin karena di dunia nyata hanya ada 'save' saja. lalu, bismillah, kembali melangkah dari titik persimpangan meski masih juga dipenuhi kekhawatiran. tapi tetap harus memilih satu jalan dan merasai segala kemungkinan.

lalu bersiap lagi dengan ketegangan dan rasa penasaran tentang apa yang akan ditemui selanjutnya. berdoa dalam harapan dan cemas sambil memperbarui nafas. tapi kini menggeserkan kakinya lebih berhati-hati dari sebelumnya. musuh dari dalam dan luar masih tetap mengikuti, mencari celah agar kita jatuh dan terpuruk lagi. karenanya terus saja berjalan dan abai semua bisikan yang akan membuat langkah tertahan.

hingga akhirnya tiba lagi di perhentian. mungkin berhasil. mungkin gagal. kalaupun gagal lagi, itu hanyalah gagal. just fail.again.

Tidak ada komentar: