Kamis, 06 Agustus 2009

pintu 7, ditingker again

aku dan ugun sedang ngulik lagu baru di basecamp. don't cry versi original lyric ternyata chord-chordnya cukup sederhana. Am dm G C, mirip dengan lagu sendiri-nya may. hanya saja ada yang khas pada petikan bas yakni dem...dem..demdem dem... ! C B C B A minor lagi. ugun emang baru beli kaset use your ilussion II cover biru. use your ilussion bisa dikatakan double albumnya GNR. satu lagi yang covernya warna kuning. sebenarnya don't cry versi original ada di GNR kuning. di cover biru versinya alt lyric. namun chornya sama. cuma beda lyric dan sedikit melodi lagu. nah, karena yang mudah dan lebih catchy versi warna kuning maka original lyric lah yang dipakai.

sesungguhnya the thinker tak ada jadwal briefing sore itu. cuma kumpul-kumpul biasa sambil memperdalam ilmu gitar secara odidak. makanya hanya aku dan ugun saja yang ngumpul karena rumah kami berdekatan. saat itu ugun belum memiliki gitar akustik. untuk mengupdate main gitarnya dia numpang di rumahku yang ada gitar yang sebenarnya juga aku numpang minjam gitar dari kakak sepupuku yang juga numpang minjam dari temannya, rahmat. sementara rahmat sendiri belum bisa dipastikan apakah dia numpang minjam juga atau emang gitarnya sendiri. kebayang panjangnya riwayat pahala pemilik gitar sebenarnya.

sudah lima putaran lagu don't cry kami putar. "bisa,bisa..." seru kami bangga karena udah mampu memainkan kerangka dasar lagu tersebut. tinggal melodi atau interludenya aja yang harus diulik lagi. itu mah tugas aku . rencananya the thinker mau mainin lagu itu juga. ombi udah oke, eka oke, dan opik juga oke. GNR emang lagi naik daun saat itu. dan lagu don't cry merupakan balada yang asyik untuk dibawakan. opik juga yang udah pinjam sehari kaset itu dari ugun kayaknya udah bisa mainin drum dasar dari don't cry. terbukti tadi siang di kelas udah mulai 'tak dug dug tak dug dug -an' dan penuh semangat mengusulkan don't cry untuk ada dalam daftar lagu 'ditingker' berikutnya.

"bosen uy... neperseygudbay terus....!" katanya di sela-sela informal forum kami.

karenanya kami bersepakat membawakan sebuah lagu baru. ya don't cry itu. kami juga mendengarkan lagu-lagu lainnya di album use your ilussion II. tapi fokus untuk dimainin band hanya don't cry. secara umum anak-anak the thinker telah membaptiskan dirinya sebagai fans GNR saat itu meskipun kasetnya cuma satu berlima karena keterbatasan dana. eka bahkan pernah berujar bahwa jikalau GNR manggung di indonesia dia akan bela-belain datang untuk nonton konsernya. saking fansnya, untuk call-call di radio kami pakai nama belakang personil GNR seperti ombi roses, opik sorum, dan ugun mckagan. noraks banget, tapi jaman itu hal yang biasa untuk memperkenalkan diri terutama di radio yang setiap sore kami panteng.

"yang penting mah susunan lagunya, gun...!" kataku kepada ugun yang sedang bolak balik bas-basan 'don't cry' pake gitar akustik mengikuti mr duff mckagan di tip.
" iya, rada beda setelah reff kedua....!" sahutnya. aku mengangguk. besok kaset itu giliran ombi. he he maklum kaset untuk ngulik jadi harus rela berpindah-pindah tangan.
" urusan vokal mah rada gampang.... jadi bisa sehari" kataku.
" pas ngerental lagi udah bisa dibawain, ya...?" ugun sepertinya udah gak sabar ini membawakan don't cry versi thinker.
" bisa lah...." jawabku sambil meraih gitar yang baru saja diletakkan begitu saja oleh ugun di meja.
" udah jam sembilan uy... pulang dulu ah...!" ujar ugun tak berapa lama.
" iya atuh...sok ... aku juga mau kunci-kunci ..." sahutku sembari membereskan buku-buku catetan lagu yang udah di edisi ke 4. ugunpun pamit dan pulang ke rumahnya.
sementara aku masih penasaran dengan interlude don't cry terutama di bagian-bagian akhir yang lumayan 'burulak burulak'. " sekali lagi ah...". rew sebentar, play, kurang rew, rew lagi, play lagi, pas. please mr axl..........

talk to me softly there is something in your eyes...dem dem demdemdem....!
don' hang your head in sorrow and please don't cry... dem dem...demdem..dem...!


***

seperti biasa setiap pagi di jaman smp sebelum masuk kelas ada acara baris-baris dulu. padahal udah pada gede-gede tapi tetep aja kayak anak sd, harus baris sebelum masuk kelas. untungnya tidak ada bab meriksa kuku, dimana mereka yang kukunya. panjang dan hitam-hitam disentil guru. anak-anak 3A sedang saling berdesakan diatur-atur km ijo agar lencang kanannya benar.
"tegaakk... grak !" sang km ngasih aba-aba lagi. lalu menunjuk barisan paling kiri untuk masuk dulu.
" kalah euy...!" pagi-pagi yang cerah ini udah dirusak oleh kabar yang dibawa ijo.
" kalah apa, jo...?" ombi langsung menyambar.
" blazer kalah napak tilas...!" jawab ijo dengan muka penuh kekecewaan.
" kata siapa? siapa pemenangnya?" opik dan aku hampir berbarengan ingin tahu.
" tadi pagi-pagi dengar pengumuman di radio... pemenangnya mah nomor dada....eh, berapa ya? pokoknya mah dari juara satu sampai juara harapan bukan nomor kita....meni deg degan tadi juga..!" jelas ijo
" gak jadi dong... beli gitar baru...! " ujarku kecewa
" iya beli mini compo teh batal..!" opik tak kalah kecewa. ombi dan ugun yang di barisan mau masuk kelas ini bersisian kecewa juga. ya, kami, blazer kecewa. soalnya kami merasa sebagai tim paling kompak dan berdisiplin tinggi. kami juga satu-satunya tim yang tidak merokok, meskipun itu bukan kriteria panitia.
" mungkin kita emang terlalu cepat sampe finishnya..." kata ijo akhirnya
" kata aku juga, jangan kecepetan, jo !" ujar opik sedikit menyalahkan.
ijo cuma nyengir aja. nyengir aneh yang penuh misteri. tahu kan? yang matanya rada dimain-mainin ke atas bawah. what happen aya naon? kenapa juga waktu bertanding kemarin sebelum beli es goyobod, ijo menghilang dulu. ada apa ya? ada apa dengan ijo?
"jo, kemarin pas mau beli goyobod kemana dulu ?... ditungguin lama banget..." penasaran juga aku dengan cengar-cengir anehnya ijo.
" ke wc, di masjid agung....!" jawabnya sambil masuk kelas, masih cengar-cengir.
" ah, pantes dong...." akupun mulai ngerti.
"poison, okey, poison....!" akupun berseru mengaggetkan anak-anak kelas yang belum lagi pas memposisikan pantatnya di kursi masing-masing. poison okey poison ! adalah ungkapan khas nanang kalo merasa menemukan sesuatu, semacam eureka nya archimides. maklum nanang yang rada reman ingin kelihatan metal sementara grup metal yang dikenalnya cuma poison. jadinya, poison okey poison !!

***

seperti sudah diceritakan di atas, tim blazer tewas dengan sukses di acara napak tilas polres. tapi tidak menyurutkan tim blazer untuk ikutan napak tilas lagi tahun depan. kalau masih sekelas tentunya. jelas ini imposible karena tahun depan mereka-mereka kan sudah sma dan siapa yang tahu mereka masih sesekolah.

tapi tidak imposible bagi 'ditingker 'yang semangat untuk masuk studio lagi. terbukti dari ombi yang menagih uang padaku dan personil lain untuk patungan sewa studio. ya, menurut ombi patungannya sekarang aja, biar gak pada mabur pas bayar. kamipun menyerahkan selembar limaratusan kami sebelum uang itu berubah jadi cireng atau gehu di warung ibunya kusnendar. cireng atau gehu atau bala-bala yang diapit dua kerupuk dengan saos berbiji cabe rawit emang sedang ngetop di smpn 1 saat itu. burger kata pelangan warung ibunya ncus nama top kusnendar yang teman kami beda kelas. bapaknya ncus adalah pembantu sekolah tinggalnya di kompleks belakang sekolah. jadinya ibu ncus diperbolehkan berdagang di sekitar sekolah seperti juga istri para pembantu sekolah lain. dan cirengnya itu cukup enak untuk dijadikan burger kajajaden.

dan ombi memang menagihnya di depan warung ibu ncus sehingga agak nyambung juga (walau dipaksakan) kenapa saya jadi ngacapruk ngobrolkeun cireng.
" mbi, udah hapal don kraynya...?' tanyaku sembari menikmati burger cireng bersaos biji cabe rawit. (ribet, nya?). kami sedang duduk di pinggiran lapang basket melihat anak-anak yang di jam istirahat ini memilih berkeringat dengan basketnya.
" hapal dikit.... " jawab ombi tanpa melepaskan konsentrasi dari burger gehu kesukaannya. sama, juga dengan saus biji cabe rawit.
" nanti kita coba, mbi..." kataku. berdiri. bel tanda masuk kelas udah bunyi lagi. perasaan, baru saja keluar, kok udah masuk lagi, ya?

**

the thinker sedang terjebak di tengah sawah siang itu. alhamdulillah, tadi sempet sholat dzuhur dulu di masjid muhammadiyah deket rumah opik. ya, sebelumnya 'ditingker' ke rumah opik dulu. opik katanya ada perlu sama ortunya (padahal mah dia mau minta ongkos, kita pura-pura gak tahu aja ya...). karena tanggung dan takut kayak kemarin yakni gak sempet sholat dhuhur. maka diantisipasi dengan sholat awal waktu. waktu latihan yang kemarin, saking semangatnya sampai lupa shalat. bayangin aja, akhirnya mereka shalat dijama. coba itu, padahal nggak ada alasan yang jelas untuk dijama. nggak beperjalanan, nggak sakit, nggak lagi jihad. daripada nggak ! kata opik membela diri. he he dasar anak muda, bisa we....

nah sekarang hal tersebut jangan terulang lagi. kita kan bertekad jadi pegawai band yang sholeh. pegawai band yang gak ngerokok dan pegawai band yang gak mabuk-mabukan kecuali naik kendaraan dan lupa minum antimo. cukuplah ijo saja sebagai mantan drunken master di kelas kami. kita main band aja. no drug no alkohol.... dan rajin shalat.

lantas setelah shalat berjamaah kami menyusuri gang yang dulu pernah kami gunakan untuk menuju tempat latihan kondangrege. opik paling depan karena dia lebih pede dengan bajunya yang nggak seragam. latihan kali ini tidak bersama taher plus the changkilung-nya. ya, kita langsung mencoba mandiri. di samping tahernya juga ada perlu, gak bisa mengantar 'dithinker'.

namun kami merasa belum siap untuk memakai rute kemarin setiba di daerah kondangrege. yup, kami belum berani melewati para pemuda di depan-depan gang sepanjang kondang rege. padahal itu mungkin cuma ketakutan kami saja. tapi jaman itu, palak memalak anak sekolah sudah ada. jadi kami perlu mengantisipasinya sejak dini. sedia payung sebelum hujan, kalau dalam peribahasanya mah.

" jalan ke sawah, aja !" usul eka. dan kami menyetujuinya. padahal yakin seyakin-yakinnya eka belum tahu daerah itu.
" ah, mudah kata eka... pasti kita bisa keluar di gang yang mendekati tempat latihan.." tambahnya pasti. dengan bismillah dan ber-'poison okey poison' secara kompak kamipun menapaki pematang dan seperti telah diceritakan tadi kami terjebak di pematang sawah yang masih basah karena baru jadi. seorang pak tani sampe terheran-heran melihat kami, anak-anak smp berseragam dan satu yang galing pake baju bebas nekad menerjang pematang basah.
" buka sepatunya !" seru ombi. anak-anak membuka sepatu. ya, daripada sepatu yang kotor mending kaki kami kena lumpur sawah. besok, kan belum libur.
" he he..dasar si eka ngagawekeun..." opik protes berat
" sabar..sabar !" sahut eka sok innocent. " nanti kalau udah ngetop.. bakal jadi pengalaman terindah.." sambungnya
" iya pik, kayaknya bentar lagi nyampe..." kataku membela eka. soalnya aku juga tadi mendukung usul eka habis-habisan. " lihat si ugun...kalem !" dasar bassist...

di tengah matahari yang panas (jam dua, bo !) 'ditingker' sedang berusaha membebaskan diri dari lumpur sawah. untunglah mereka menyadari arti perjuangan. ya, perjuangan menghindari preman sepanjang jalan ternyata gak mudah. ke manapun berjalan, arah manapun yang kita pilih, strategi apaun yang kita gunakan pasti yang namanya tantangan selalu ada selalu udah tersedia. contohnya seperti ini : 'bebelesekan dina galeng'.

akhirnya mereka berhasil keluar dari tantangan pertama. alhamdulillah, sukses !... seru mereka sambil ketawa-ketawa menyadari ketololan masing-masing. tak lupa saling menyalahkan, eka sih...opik sih.... diyan sih... standar lah. kini mereka menyusuri gang-gang lainnya untuk menuju ke tempat rental yang ternyata tanpa peta yang jelas. sempat juga mencari mushola kecil untuk cuci kaki dan pake lagi sepatu yang digigiwing kayak maling. lalu kembali menyusuri jejak tempat latihan dengan hanya mengandalkan 'berdasarkan, perkiraan, dan penciuman' eka dan beberapa potong ingatan masing-masing yang udah mulai kabur.

" asana mah ka dieu...!" kata eka kurang yakin ketika menemui persimpangan gang.
" bukan ah, ke sini...." jawab opik gak setuju.
" ke sini ah...!" eka gak mau kalah
" ke sono aja ka... tadi ge nyasab melulu, kamu mah...!" ombi mulai gak sabar juga
" ke sini aja...ke sana mah, tuh ada preman...!" tunjuk eka ke arah pemuda yang emang lagi pada nongkrong.

akhirnya semua setuju dengan petunjuk eka karena pada gak berani lewat di depan para pemuda setempat yang secara spontan terasosiasi dengan preman. kembali mereka bolak balik masuk keluar gang. hingga....
" tah, udah dekat....!" seru eka kegirangan.
" iya,... ada suara genjang-genjreng, hayu ah....!" opik yang dari tadi manyun kembali bersemangat.
berduyun-duyun ditingker menuju pusat suara. alhamdulillah, benar saja... gang yang menuju studio rental. asyiik, nyampe juga. semakin dekat semakin kedengaran suara yang main musiknya. cukup kompak dan rapi.

...searching... seek and destroy !
....searching... seek and destroy !

wah metallicaan, euy ! kapan-kapan kita ulik lagunya ya... minta beberapa trik ke suhu taher aja untuk yang 'burulak burulak' nya mah...

... sekarang mah kompakin don't cry aja, ya... poison okey posion ! tiba-tiba saja kami serasa nanang ketika menemukan sesuatu....

***

Tidak ada komentar: